BBM Naik, Bikin Rakyat Makin Terhimpit - Tinta Media

Jumat, 22 September 2023

BBM Naik, Bikin Rakyat Makin Terhimpit




Tinta Media - Semakin hari, kita semakin dibuat sesak napas dengan kebijakan pemerintah yang semakin menambah beban hidup sehari hari. Salah satunya adalah kenaikan harga BBM.

BBM adalah salah satu kebutuhan yang terbilang penting. Bagaimana kita bisa melakukan aktivitas untuk akomodasi jika BBM tidak ada? Sudah pasti, tidak adanya BBM akan memperlambat segala aktivitas. Otomatisasi, kita seperti kembali ke zaman dulu.

Saat ini pemerintah menetapkan kebijakan menaikkan harga BBM nonsubsidi. Mau tidak mau, masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi tetap harus membelinya. Sudah pasti dengan berat hati. Itu karena mereka  sangat membutuhkan. Padahal, tak tanggung-tanggung, kenaikan BBM nonsubsidi kali ini gila-gilaan.

Dilansir dari Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) resmi menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis nonsubsidi mulai 1 September 2023. Setidaknya terdapat empat jenis BBM yang mengalami kenaikan harga, di antaranya, yakni RON 92 Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Sebagai contoh, harga BBM nonsubsidi Pertamina di DKI Jakarta. Misalnya harga BBM RON 92 atau Pertamax mulai 1 September menjadi Rp13.300 per liter atau naik dari yang sebelumnya Agustus Rp12.400 per liter.

Sementara itu, Pertamax Turbo juga naik menjadi Rp15.900 per liter dari sebelumnya Rp14.400 per liter pada periode Agustus 2023. Sedangkan harga Dexlite per 1 September 2023 dibanderol Rp16.350 per liter dari sebelumnya, yaitu Rp13.950 per liter. 

Adapun harga Pertamina DEX mulai 1 September dijual sebesar Rp16.900 per liter, dari sebelumnya Rp14.350 per liter pada Agustus 2023.

Jika dilihat dari jenis-jenis BBM di atas, mungkin ada sebagiannya yang kurang dimengerti, apalagi oleh emak-emak. Membacanya dengan dicantumkan harga-harganya yang naik sudah membuat para emak pusing tujuh keliling. Mereka membayangkan, akan bagaimana lagi memutar otak untuk menyiasati biaya-biaya lainnya yang juga naik.

Masyaallah, andai saja BBM ini disediakan dengan murah atau bahkan gratis, alangkah senang dan lapangnya hati ini, mau ke mana-mana enjoy saja, tanpa harus memikirkan biaya bahan bakar minyak alias BBM.

Akan tetapi, itu mustahil terjadi di sistem kapitalisme sekuler hari ini. Jelasnya, mereka tidak akan mungkin bisa menggratiskan atau menjual dengan harga yang murah.
Bisa rugi mereka.

Kita membeli BBM di pom bensin secara tunai, apa masuk akal jika dikatakan bahwa pihak Pertamina bisa bangkrut? Kalau sekarang harganya dinaikkan, maka rakyat makin terhimpit  dan terjepit karena dipalak habis-habisan.

Ya, inilah wajah asli sistem  demokrasi kapitalisme yang menampakkan betapa buruknya penerapan dalam meriayah rakyat.

Tentu ini akan sangat berbanding jauh dengan penerapan Islam secara kaffah.
Di dalam Islam, negara wajib menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah atau bahkan gratis. Sebab, tersedianya SDA yang begitu melimpah akan dikelola oleh negara, bukan dengan diprivatisasi atau diswastanisasi yang hanya menguntungkan para pemilik modal.

Pengelolaan SDA, khususnya minyak bumi akan dilakukan oleh negara sebagaimana tuntunan Islam mengaturnya, sehingga memudahkan tersedianya kebutuhan BBM untuk kebutuhan rakyat banyak.

Aturan Islam yang berlandaskan syara’, yaitu Al-Qur'an dan sunah tidak akan pernah salah dan keliru dalam mengatur urusan umat. Sebab, hal ini telah diberlakukan oleh sebuah negara Islam yang besar pada masanya.

Pada puncak kegemilangannya, Islam menjadi buah bibir di dunia, tidak hanya  mengayomi warga muslim saja, terapi nonmuslim juga merasakan kesejahteraan.

Yang menjadi pertanyaan adalah akankah masa itu bisa terulang kembali? Jawabannya tentu bisa. Semua akan terjadi lagi atas izin-Nya.

Begitu juga dengan sunah Rasulullah saw. berikut ini:

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu, datang periode khilafah ala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. 

Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu, akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw. diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Akhirnya, hanya kepada Allah semata kita meminta dan berharap agar Islam kembali berjaya. Karena itu, teruslah menyampaikan Islam ke tengah-tengah umat. Wallahu a lam bissawab.

Oleh: Susi Ummu Musa, 
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :