Anggaran Besar, Kualitas Pendidikan Meningkat? - Tinta Media

Rabu, 13 September 2023

Anggaran Besar, Kualitas Pendidikan Meningkat?

Tinta Media - Kualitas pendidikan menjadi tolok ukur sumber daya manusia di suatu negara. Di tahun 2023 ini, Indonesia berada di peringkat 67 di antara 209 negara di seluruh dunia. Masih sama dengan tahun sebelumnya, tidak ada peningkatan dalam kualitas pendidikan di Indonesia.

Indikator penilaian kualitas pendidikan adalah jumlah lulusan di tiap jenjang pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, Indonesia memiliki angka kelulusan di atas 90%. Sedangkan di tingkat perguruan tinggi, Indonesia hanya memiliki kelulusan 19% dari jumlah penduduk yang seharusnya menempuh pendidikan tinggi. Hal ini terbukti, dari kisaran angka 20 juta siswa lulusan  sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan, hanya ada 7,8 juta siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Maka pantas jika angka kelulusan perguruan tinggi sangat rendah.

Biaya Mahal, Pendidikan Tinggi Tak Terjangkau

Pemerintah telah menganggarkan 20% dari APBN tahun 2023 untuk biaya pendidikan. Anggaran biaya pendidikan tertinggi dalam sejarah Indonesia yaitu 612,2 triliun. Tetapi belum mampu juga tampak perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kartu Indonesia Pintar yang diperuntukkan 900 juta lebih mahasiswa, tidak memadai untuk menyelesaikan rendahnya angka kelulusan perguruan tinggi. Karena dari 20 juta orang yang berhak mengenyam pendidikan tinggi gratis, hanya 900 ribu orang sebagai penerima beasiswa. Beberapa perguruan tinggi negeri sejak diberi otonomi, berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum, semakin mempersulit rakyat miskin mengenyam pendidikan tinggi. Biaya kuliah semakin mahal, porsi bangku kuliah bagi calon mahasiswa dengan orang tua  berpenghasilan rendah juga diperkecil. Sebaliknya, porsi seleksi masuknya mahasiswa melalui jalur mandiri semakin diperbesar menjadi 50% dari total mahasiswa baru.

Meskipun pemerintah terus menghitung telah banyak mengeluarkan uang untuk anggaran pendidikan, jelas tidak menyelesaikan permasalahan pendidikan dari akarnya. Pendidikan tetap saja mahal, kualitasnya pun masih terseok seok.

Akar masalah dari pendidikan bukan semata pada anggaran pendidikan. Kesalahan menetapkan visi pendidikan berakibat fatal pada semua aspek yang ada di dunia pendidikan. Mencetak anak didik agar sesuai dengan kehendak pasar adalah visi misi pendidikan yang ditanamkan para kapitalis penjajah. Dengan visi misi tersebut, kita lihat bagaimana hasil pendidikan kita. Karakter yang kuat tak terbentuk, menjadi generasi yang cerdas juga masih jauh dari harapan.

Pendidikan Berkualitas Hanya Dengan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian Islam. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik kepribadiannya. Dalam al Quran dinashkan bahwa orang yang paling takut kepada Allah adalah para ulama, sosok yang memiliki ilmu. Seorang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah. Bukan semata karena kecerdasannya dalam mendalami ilmu, tetapi karena dengan ilmunya dia memberi manfaat kepada umat manusia. Memecahkan, mempermudah persoalan hidup manusia dan menjadikan manusia semakin dekat dengan Rabb-Nya.

Negara menjalankan amanah sebagai pelaksana syariat. Islam mewajibkan setiap individu muslim mencari ilmu. Dalam Islam, pendidikan adalah kebutuhan umum masyarakat. Merupakan kewajiban negara untuk memenuhinya dengan maksimal, bukan dengan ala kadarnya. Anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan, jelas bukan dari pajak. Karena penarikan pajak diharamkan dalam Islam.

Selain kekayaan yang memang menjadi porsi kepemilikan bagi negara, seperti jizyah, ganimah, fai’ dan sumber lainnya, negara memiliki kewenangan mengelola kepemilikan umum. Sumber daya alam yang melimpah adalah milik rakyat, haram diserahkan kepada individu atau swasta. Kepemilikan umum dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Termasuk di dalamnya untuk membiayai pendidikan rakyat.

Hal ini telah dilakukan sejak Rasulullah mendirikan Negara Islam di Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh para Khulafaurrasidin dan para khalifah sesudahnya. Para khalifah menggaji guru dengan angka fantastis, membangun fasilitas pendidikan yang sangat memadai, dan membuka pintu pendidikan seluas-luasnya bagi semua warga negara. Pantas bila di masa Khilafah, umat Islam menjadi umat yang diperhitungkan di dunia. Dan negaranya menjadi negara adidaya dunia.

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :