Tinta Media - Generasi milenial saat ini menjadi titik fokus utama dalam tonggak kebangkitan sebuah negara. Namun belum ada yang tahu bahwa di antara harapan-harapan tersebut ada sebuah penyakit yang bersemayam di tubuh remaja masa kini. Ya, penyakit People Pleaser. Atau sekarang yang sedang membaca artikel ini masih berjuang untuk selesai di fase ini?
"Sebenarnya aku tidak mau membantu Kamu zan dalam setiap tugas, tapi saya tidak enak hati untuk menolaknya karena pernah membantu aku "
Hayo, siapa yang sering mengatakan/memikirkan hal ini? Anda mungkin termasuk salah satu orang yang suka menyenangkan orang lain. Sifat ini bukanlah kebiasaan yang baik dan dapat menurunkan kualitas hidup. Tapi, apa sih yang dimaksud dengan "people pleaser"?
People pleaser adalah saat seseorang yang ada rasa tidak enak/segan/takut karena selalu ingin berusaha menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Bagi wanita, sifat ini juga bisa disebut dengan "Good girl syndrome". Seorang people pleaser akan memiliki kecenderungan untuk melakukan apa saja agar orang lain tidak kecewa dengan dirinya. Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, kita sedang dimanfaatkan dan dia tidak menyadari pengorbanan yang telah kita lakukan.
Menurut penulis sendiri, niatnya baik, seperti menunjukkan sikap yang menonjol dalam dirinya kepada orang lain, namun hal ini malah merugikan dirinya sendiri. seakan-akan kata tersebut membuat diri ini menjadi lelah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser
1. Harga Diri yang Rendah
Alasan pertama seseorang menjadi people pleaser adalah karena mereka memiliki harga diri yang rendah. Orang yang merasa kurang berharga atau memiliki harga diri yang lebih rendah daripada orang lain mungkin merasa bahwa kebutuhan mereka tidak penting. Mereka juga mungkin merasa tidak berarti jika tidak membantu orang lain.
2️. Kecemasan Tinggi
Seseorang dapat menjadi seorang people pleaser karena kecemasan jika mereka menerima, menolak, atau membuat orang lain tersinggung. Sebagai contoh, seseorang dengan kecemasan tinggi mungkin merasa bahwa mereka harus melakukan apapun yang temannya inginkan, agar orang lain menyukainya. Jika people pleaser menolak, mereka akan merasa bersalah.
3️. Menghindari Konflik
Ketika orang yang people pleaser dihadapkan sebuah masalah orang tersebut akan lebih memilih untuk menghindarinya daripada menghadapi konflik itu sendiri. Salah satu cara untuk menghindari konflik adalah dengan selalu menyenangkan orang lain. Bahkan orang tersebut memilih jalan Simple untuk mengalah dan menuruti apa kata orang lain, dengan dirinya terbebani moril. Cara ini menurutnya dianggap dapat mencegah terjadinya perselisihan.
Jika sudah memiliki sifat ini, bagaimana cara kita mengatasinya, yaitu:
1️. Belajarlah untuk mengatakan tidak
Cobalah pelan-pelan seperti berkata tidak untuk hal-hal kecil dan berani mengutarakan pendapat kamu, awalnya mungkin orang yang memanfaatkan kamu akan memberikan reaksi negatif/memanipulasi, nah jangan terjebak dalam manipulasi mereka, dan tetap berani mencoba menolak dengan cara yang sopan.
2️. Meningkatkan rasa percaya diri
Banyak sekali teknik dan strategi yang kamu coba untuk meningkatkan rasa percaya diri, mulai dari bergabung dengan komunitas yang memiliki tujuan yang sama, menerapkan afirmasi positif setiap hari, dan masih banyak lagi. Selalu ingatkan diri sendiri bahwa kamu pasti memiliki nilai plus yang harus diapresiasi oleh orang lain.
3️. Berfikir sebelum bertindak dampak buruk yang akan terjadi
Cara menghilangkan kebiasaan yang paling efektif adalah dengan mengingat dampak atau akibat buruk yang akan terjadi. Seperti terlambat masuk kerja terlalu sering konsekuensinya adalah surat peringatan dan pemecatan. Dengan terus mengingat konsekuensi tersebut, Anda pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlambat lagi.
4. Berbagi dengan orang lain
"Saya sudah mencoba berbagai cara, tapi kenapa masih belum efektif?"
Coba bicarakan dengan orang-orang terdekat Anda, siapa tahu mereka pernah mengalami hal yang sama, dan berhasil menghilangkannya. Jika masalah ini sudah sangat mengganggu ketenangan pikiran Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional untuk berkonsultasi.
Oleh: Muhammad Nur Bintang Saputra
Mahasiswa