Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menegaskan, jika negeri ini ingin lebih baik harus berubah.
“Jika negeri ini menginginkan ke arah yang lebih baik, tidak boleh tidak pasti harus berubah. Yang baik diteruskan, yang buruk dihentikan. Karena itu penting sekali kita meletakkan standar,” ujarnya di Fokus to The Point: Perubahan Indonesia, Perlu atau Omong Kosong? melalui kanal You Tube UIY Official, Selasa (8/8/2023).
UIY memberikan contoh, diantara hal buruk yang sedang terjadi saat ini dan harus diubah adalah seperti korupsi yang terjadi di hampir seluruh sektor dan seluruh level, kemiskinan yang disebut-sebut lebih dari 30 juta orang, kriminalitas yang sampai pada level sangat mengerikan.
“Budaya westernistik, sekularisme yang begitu rupa mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku manusia di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, bukankah itu sesuatu yang harus diperbaiki dan dirubah?” imbuhnya.
Menurut UIY, standar perubahan bagi seorang muslim itu adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah
“Jika pakai standar ini (Al-Qur’an dan As-Sunnah) jelas harus ada perubahan dan arahnya mesti ke sana, karena tidak ada lagi yang lebih bagus atau yang lebih benar kecuali itu,” jelasnya.
Dua Level
Dalam pandangan UIY, untuk memastikan perubahan didasarkan kepada Islam yang akan membawa kebaikan untuk negeri ini ada dua level, yaitu level keyakinan dan level empiris.
“Pada level keyakinan musti kita percaya bahwa ke arah sana itu pasti baik dan ini rasional bukan tidak rasional,” bebernya.
Kedua, sambungnya, di level empirik, secara personal orang akan mulai berubah menjadi islami ketika sesudah hijrah. Sedangkan secara masyarakat dan negara, UIY melihat bahwa riba itu sumber labilitas ekonomi, sehingga harus dirubah menjadi tatanan ekonomi yang stabil, adil dan tidak ada riba.
“Jika kita bisa mengkombinasi antara level keyakinan dan level empirik, maka ini akan menimbulkan atau menghasilkan sebuah keyakinan atau kepastian bahwa perubahan ke arah Islam itu pasti baik,” pungkasnya. []Langgeng Hidayat.
