Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menuturkan, amar makruf nahi mungkar harus dipandang sebagai hal yang positif.
"Amar makruf nahi mungkar oleh penguasa yang benar, harus dipandang sebagai hal positif," tuturnya dalam program Fokus To The Point: Laporan Kontras, Indonesia Makin Represif? Kamis (24/8/2023) di Youtube UIY Official.
Dengan amar makruf nahi mungkar ini, lanjutnya, penguasa akan merasa, jika salah diingatkan, jika belum benar didorong untuk melakukan hal yang benar. “Tetapi ketika ditanggapi dengan sebaliknya, maka terjadilah apa yang sering disebut dengan istilah represif,” imbuhnya.
Represif ini, sebutnya, sesuatu yang bertentangan dengan spirit atau semangat amar makruf nahi mungkar. Ia menambahkan, ada dua kerugian jika menolak amar makruf nahi mungkar.
“Pertama, kerugian penguasa. Pada dasarnya ia kehilangan kesempatan untuk memperbaiki diri. Kerugian kedua, dialami atau dirasakan oleh masyarakat, sebab masyarakat dipimpin oleh orang yang salah," ujarnya.
Ia membeberkan, dampak dari dipimpin oleh orang yang salah ini sangat besar. “Jika kesalahan terjadi pada orang per orang itu mungkin resikonya hanya pada yang bersangkutan, tapi kesalahan pada penguasa itu resikonya kepada seluruh rakyat,” bebernya.
By Design
Terkait pro kontra terhadap suatu kebijakan, UIY menilai, ada yang natural ada yang by design. Yang by design itu artinya kalau ada yang kontra lalu sengaja diciptakan yang pro, seperti buzzer.
“Alih-alih berusaha untuk mendengarkan apa yang dikritikkan, pemerintah malah justru menciptakan konflik horizontal dengan membayar orang-orang untuk melakukan demo tandingan. Saya kira ini jahat sekali, mengadu rakyat untuk sesuatu yang sebenarnya ditimbulkan oleh penguasa,” kritiknya.
Jadi, simpulnya, penguasa melakukan tiga kesalahan. Pertama dia melakukan kebijakan yang salah, kedua tidak mau mendengar koreksi, ketiga mengadu domba rakyat.
Melekat
UIY menegaskan bahwa amar makruf nahi mungkar itu melekat dalam Islam. Manusia tidak mungkin terbebas dari kesalahan. Maka Nabi mengatakan, sebaik-baik orang yang salah adalah memperbaiki diri.
“Kapan dia kembali? Ketika dia sadar. Kapan dia sadar? Ketika diingatkan. Kapan dia diingatkan? Ketika ada mekanisme amar makruf nahi mungkar. Karena itu orang yang menolak amar makruf nahi mungkar itu sama saja membiarkan dirinya masuk ke jurang, tempat yang membuatnya celaka,” terangnya.
Allah Swt. lanjutnya, sangat menghargai orang yang melakukan amar makruf nahi mungkar. “Allah juga menghargai kelompok yang melakukan amar makruf nahi mungkar, sampai disebut sebagai penghulu syuhada. Ini pentingnya!” pungkasnya.[] Muhammad Nur