Tinta Media - Politik itu kotor dalam perspektif demokrasi sekuler, karena tujuannya hanya untuk kekuasaan. Jegal-menjegal dengan cara menyebar fitnah untuk menjatuhkan lawan politik dianggap biasa. Cara curang untuk mencapai tujuan politik secara terang-terangan dilakukan. Agama ditinggalkan saat berpolitik karena membawa agama saat berpolitik dianggap sebagai politik identitas yang harus ditinggalkan.
Padahal, secara tidak sadar mereka mempolitisasi agama agar mendapat dukungan umat. Mereka mendadak islami dengan pakaian muslim yang menutup aurat, rajin datang ke pesantren dan masjid untuk mendapatkan dukungan politik menjelang pemilu. Pencitraan dan kepura-puraan dalam sistem demokrasi dianggap keharusan untuk mendapatkan simpati rakyat.
Politik adalah membangun citra untuk meraih dukungan, meskipun fakta menunjukkan sebaliknya. Semuanya hanyalah citra untuk membalut kebobrokan yang disembunyikan.
Biaya politik yang tidak sedikit mendorong mereka untuk menyalahgunakan wewenang saat kekuasaan dalam genggaman. Korupsi besar-besaran dilakukan untuk mengembalikan biaya politik yang terlanjur dikeluarkan. Bahkan, sumber daya alam yang harusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, diserahkan kepada asing dengan dalih investasi. Masihkah kita mendukung sistem demokrasi yang menghasilkan pergantian dari rezim satu ke rezim lain, tapi tidak membawa perubahan haiki ke arah yang lebih baik?
_“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar).”_ (Surat Ar-Rum/30: 41).
Kerusakan terbesar adalah saat umat Islam berbuat dosa pada al-Khalik karena enggan untuk menerapkan syariat Islam secara Kaffah dan lebih memilih hukum kesepaatan buatan manusia.
Padahal jelas dan terbukti secara nyata bahwa akar permasalahannya adalah karena diterapkan sistem demokrasi kapitalis sekular. Sistem sekuler hanya membentuk orang-orang munafik yang tidak mau diatur dengan Islam secara kaffah dalam kehidupan. Mereka melakukan ibadah ritual, salat ke masjid, puasa Ramadan, tetapi masih melakukan perbuatan haram.
Sebagai contoh, seorang muslimah membaca basmallah saat hendak makan daging babi. Begitu pula pakaian yang digunakan terbuka tidak menutup aurat. Para pejabat berani menggarong uang rakyat demi memenuhi hasratnya untuk meraih nikmat dunia yang semu dan menipu. Padahal, mereka seorang muslim yang kerap pergi ke masjid.
Banyak pula para penista agama yang menafsirkan Islam secara serampangan, aneh, nyleneh, dan menyimpang dari ajaran lurus dan mulia, tetapi tidak mendapatkan tindakan tegas, bahkan terkesan dipelihara oleh penguasa. Semua itu terjadi karena kita menerapkan hukum sekuler buatan manusia dalam sistem kapitalis demokrasi.
Perubahan hakiki hanya bisa terwujud dengan _people power_. Ini merupakan cara konstitusional informal, yaitu perubahan yang diinginkan rakyat tidak hanya pada pelaku politik, tetapi lebih mendasar, yaitu dengan mengubah sistem demokrasi kapitalis yang rusak dengan sistem Islam.
Khilafah akan menjamin penerapan Islam secara kaffah, bukan parsial, terbatas pada aktivitas ritual keagamaan saja. Khilafah akan menerapkan hukuman secara tegas pada para pelaku maksiat dan krimininal, sehingga ada rasa takut hati mereka untuk melakukan tindak pidana.
Sistem khilafah juga akan mewujudkan kehidupan Islami yang mendorong rakyat beriman dan bertakwa. Begitu pula para pemimpin. Mereka punya kesadaran yang kuat, yaitu merasa diawasi oleh Allah Swt. dalam menjalankan tugasnya.
Mereka berpolitik bukan hanya sekadar untuk merebut kekuasaan, tetapi kekuasaan digunakan agar bisa mengurusi urusan rakyat. Kebutuhan dasar rakyat terjamin, yaitu rasa aman, dan sejahtera karena para pemimpin peduli dan berpihak pada rakyat, bukan pada oligarki seperti yang terjadi saat ini.
Perubahan harus diwujudkan dengan membangun kesadaran pada umat atas rusaknya sistem yang diterapkan saat ini. Kemudian, kita pahamkan umat melalui dakwah tentang pentingnya menerapkan Islam secara kaffah agar hidup ini berkah dan indah. Semua itu kita lakukan degan penuh kesabaran, seperti yang dilakukan Rasulullah.
Jalan lain tidak akan mengantarkan pada perubahan hakiki. Pengalaman sudah mengajarkan kita bahwa perubahan rezim, atau pergantian pelaku politik tidak membawa perubahan, bahkan semakin buruk. Negeri ini harus segera diselamatkan dari kehancuran dengan Islam. Kita wujudkan kehidupan Islami yang akan membuka pintu berkah dari langit dan bumi karena masyarakatnya beriman dan bertakwa serta para pemimpinnya amanah untuk mengurusi urusan rakyatnya.
Sebaliknya, sistem kapitalis sekular demokrasi hanya akan membawa kerusakan, karena masyarakatnya menolak diatur dengan Islam secara kaffah, sementara para pemimpinnya hanya berebut kekuasaan. Hanya sistem khilafah yang mampu menerapkan Islam secara kaffah yang akan membawa pada kehidupan islami yang penuh berkah.
Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media