Tinta Media - Ketua Persis (Persatuan Islam) Jawa Barat, KH. Iman Setiawan Latief, SH., merasa keberatan dengan rencana pembangunan patung Bung Karno yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Kami merasa sangat keberatan terhadap pembangunan Patung Ir. Soekarno di Jawa Barat. Dan kami meminta agar proyek tersebut dibatalkan serta tidak dilanjutkan,” tuturnya kepada Tinta Media melalui keterangan tertulisnya, Senin ( 07/08/2023).
Mewakili pengurus wilayah Persis Jawa Barat, KH. Iman Setiawan menandatangani pernyataan sikap yang isinya sebagai berikut;
“Pertama, Kami sangat menghormati Ir. Soekarno sebagai Proklamator dan Presiden RI pertama beserta pahlawan-pahlawan lainnya yang telah banyak berjasa memerdekakan Indonesia. Pengormatan yang seharusnya dilakukan, bukan dengan cara membangun patung-patung beliau, akan tetapi dengan cara yang baik dan bermanfaat," ujarnya.
Kedua, lanjutnya, perencanaan tidak dilakukan dengan matang dan tidak melibatkan pihak- pihak yang terkait seperti jajaran Pemprov, DPRD dan masyarakat. Karena itu bukan proyek Pemprov dan tidak berhubungan dengan kepentingan rakyat Jawa Barat. Sehingga tidak ada agenda terencana berbasis APBD. Di samping itu penggunaan lahan milik Pemprov Jabar harus dengan persetujuan dan didahului pembahasan bersama DPRD.
“Ketiga, patung Soekarno tersebut kelak bukan menjadi kebanggaan, akan tetapi menjadi keprihatinan karena dibangun dengan dana yang besar dan tidak sangat mendesak serta bukan untuk kepentingan rakyat. Apalagi dibangun ketika masyarakat belum sepenuhnya pulih dari himpitan ekonomi," terangnya.
Keempat, sebutnya, pembangunan patung tersebut dalam aspek keagamaan, malah dikhawatirkan akan menumbuhkembangkan kultus individu, bahkan cenderung kearah pemberhalaan.
"Kelima, apalagi kental dengan nuansa politis dan bagian dari transaksi politik maka pembuatan patung Soekarno tersebut selayaknya tidak dilakukan," harapnya.
Keenam, sambungnya, terjadi gejolak pro kontra yang meresahkan dimasyarakat. Hal ini sangat menganggu kondusifitas masyarakat Jawa Barat.
“Kami menghimbau kepada masyarakat, agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. [] Muhammad Nur.
“Kami merasa sangat keberatan terhadap pembangunan Patung Ir. Soekarno di Jawa Barat. Dan kami meminta agar proyek tersebut dibatalkan serta tidak dilanjutkan,” tuturnya kepada Tinta Media melalui keterangan tertulisnya, Senin ( 07/08/2023).
Mewakili pengurus wilayah Persis Jawa Barat, KH. Iman Setiawan menandatangani pernyataan sikap yang isinya sebagai berikut;
“Pertama, Kami sangat menghormati Ir. Soekarno sebagai Proklamator dan Presiden RI pertama beserta pahlawan-pahlawan lainnya yang telah banyak berjasa memerdekakan Indonesia. Pengormatan yang seharusnya dilakukan, bukan dengan cara membangun patung-patung beliau, akan tetapi dengan cara yang baik dan bermanfaat," ujarnya.
Kedua, lanjutnya, perencanaan tidak dilakukan dengan matang dan tidak melibatkan pihak- pihak yang terkait seperti jajaran Pemprov, DPRD dan masyarakat. Karena itu bukan proyek Pemprov dan tidak berhubungan dengan kepentingan rakyat Jawa Barat. Sehingga tidak ada agenda terencana berbasis APBD. Di samping itu penggunaan lahan milik Pemprov Jabar harus dengan persetujuan dan didahului pembahasan bersama DPRD.
“Ketiga, patung Soekarno tersebut kelak bukan menjadi kebanggaan, akan tetapi menjadi keprihatinan karena dibangun dengan dana yang besar dan tidak sangat mendesak serta bukan untuk kepentingan rakyat. Apalagi dibangun ketika masyarakat belum sepenuhnya pulih dari himpitan ekonomi," terangnya.
Keempat, sebutnya, pembangunan patung tersebut dalam aspek keagamaan, malah dikhawatirkan akan menumbuhkembangkan kultus individu, bahkan cenderung kearah pemberhalaan.
"Kelima, apalagi kental dengan nuansa politis dan bagian dari transaksi politik maka pembuatan patung Soekarno tersebut selayaknya tidak dilakukan," harapnya.
Keenam, sambungnya, terjadi gejolak pro kontra yang meresahkan dimasyarakat. Hal ini sangat menganggu kondusifitas masyarakat Jawa Barat.
“Kami menghimbau kepada masyarakat, agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. [] Muhammad Nur.