Perempuan dalam Jeratan Kapitalisme - Tinta Media

Sabtu, 19 Agustus 2023

Perempuan dalam Jeratan Kapitalisme

Tinta Media - Ajang Miss Universe Indonesia (MUID) 2023 yang baru pertama kali diadakan di Indonesia cukup menyilaukan mata perempuan Indonesia. Yang dulunya mereka harus ‘sembunyi-sembunyi’ ikut Miss Universe Internasional, kini lebih terbuka lebar dan ‘resmi’ dalam prosesnya. Namun, silaunya ajang tersebut tidak mampu menutupi hal bobrok di dalamnya. Pelecehan seksual sedemikan nyata dialami oleh mayoritas peserta Miss Universe Indonesia. Dalam salah satu kegiatannya, ada body checking yang mengharuskan mereka membuka nyaris semua penutup tubuh dan hanya menyisakan pakaian dalam penutup bagian bawah.  

Dalam podcast Deddy Corbuzier (Kamis, 10/8/2023), salah seorang peserta MUID 2023 membenarkan jika ada pemeriksaan pu*ing payudara pada tiap peserta. Ditambah lagi, dalam body checking tersebut juga ada laki-laki di dalam ruangan yang memotret peserta MUID tanpa persetujuan. Inilah yang kemudian membuat beberapa peserta MUID memberanikan diri melapor ke kepolisian dengan dasar ada dugaan pelecehan seksual. 

Dengan adanya kasus dugaan pelecehan seksual serta berbagai kontroversinya, organisasi Miss Universe mengambil sikap memutus hubungan dengan PT Capella Swastika Karya dan Poppy Capella.  PT Capella Swastika Karya adalah pemegang lisensi Miss Universe Indonesia dan Poppy Capella menjabat sebagai direktur nasional ajang kontes kecantikan tersebut.

Miss Universe merupakan salah satu kontes kecantikan (beauty pageant) yang paling terkenal di dunia. Ajang ini digelar oleh Miss Universe Organization, yang berbasis di Amerika Serikat secara rutin yang kini lisensinya dipegang oleh JKN Global Group, konglomerat media asal Thailand. Dalam sejarah panjangnya selama 71 tahun, sudah banyak cerita dan kasus banyaknya dugaan pelecehan seksual. Namun, semuanya menguap tertutupi ketenaran dan gegap gempita pelaksanaan kontes yang sangat diidamkan hampir semua perempuan cantik di dunia. 

Belum usai kasus dugaan pelecehan seksual pada ajang MUID 2023, muncul kasus video bermuatan asusila yang dilakukan oleh seorang selebgram dan tiktoker, Oklin Fia. Video yang menampilkan dia menjilat es krim di depan alat kelamin laki-laki membuat masyarakat marah. Beberapa selebritas ikut berkomentar yang mayoritas menyayangkan konten asusila yang dibuat oleh seorang perempuan berhijab. Buntut video tersebut, Oklin Fia dilaporkan atas dugaan pelanggaran terhadap keasusilaan. Dia dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat oleh Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI).

Kapitalisme Menjerat Perempuan

Kapitalisme adalah sebuah sistem kehidupan yang berasaskan sekuler, yaitu memisahkan kehidupan dunia dengan agama. Dalam sistem ini, agama dinafikkan dan tidak boleh cawe-cawe mengatur urusan dunia. Sistem ini juga mengartikan kebahagiaan adalah mendapatkan materi serta kesenangan jasadiyah semata. 

Kehidupan yang diciptakan dalam sistem kapitalisme adalah kehidupan komsumtif, materialistik, dan hedonis. Dengan landasan ini, maka dunia yang saat ini sedang menerapkan ideologi kapitalisme akan membentuk masyarakat yang haus materi dan ketenaran. 

Materi, ketenaran, dan kecantikan fisik akan menjadi tujuan semua orang karena akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Manusia akan merasa bahagia ketika mendapatkan semua itu.
  
Menjadi sangat lumrah ketika kontes kecantikan begitu dielukan dan diimpikan setiap perempuan agar bisa mengikutinya, bahkan menjadi salah satu pemenangnya. Para kapitalis di balik beauty pageant pun sangat memahami peluang untuk mendapatkan cuan. 

Yang menyedihkan, para perempuan dengan sadar mau menjadi objek seksualisme untuk memikat syahwat lelaki. Tubuh mereka pun dieksploitasi untuk memasarkan produk-produk sponsor. Ini bisa dimengerti karena para sponsor dan pemilik modal pasti ingin mendapatkan cuan yang lebih besar dari setiap agenda yang dibuatnya.

Pun menjadi bisa dipahami ketika para perempuan berlomba-lomba menampilkan dirinya atau konten apa pun di sosial media tanpa batasan. 

Ketika melihat kasus Oklin Fia, seharusnya jangan hanya melihat Oklin yang berhijab tak layak membuat konten yang menyerempet asusila. Sehingga masyarakat tidak sembrono mengomentari seperti, “Lepas saja hijabnya!” Ini jelas salah kaprah. Bukannya mengingatkan, malah menyuruhnya untuk melepas hijabnya.  

Tentu Oklin atau perempuan lain, baik yang ingin eksis di dunia maya atau ikut kontes kecantikan tidak sekadar ingin mengeksplorasi potensi diri dan keindahan tubuhnya. Selain tentunya ingin mendapatkan ketenaran dan uang, di belakang mereka ada sistem yang membuat dan menjerat perempuan melakukan hal demikian. Para perempuan diiming-imingi materi dan ketenaran yang bisa didapatnya dengan cepat dan mudah.  

Perempuan dalam sistem kapitalisme hanya dijadikan aksesoris dan penghasil cuan. Tubuh mereka akan dieksploitasi dan diumbar kecantikannya demi memasarkan produk kecantikan, fashion, makanan dan lainnya. Para perempuan akan dipaksa untuk mengumbar  tubuhnya juga demi mendapatkan cuan.   

Dampak Jeratan Kapitalisme

Sungguh miris jika para perempuan berlomba-lomba mengeksploitasi keindahan tubuh hanya sekadar untuk mendapatkan ketenaran. Mereka sudah merendahkan dirinya dan menghamba kepada materi. Padahal, materi yang didapatkan tidak seberapa. Namun, kehormatan dirinya telah jatuh terperosok begitu dalam. Tatanan keluarga dan masyarakat akan menjadi kacau dan hanya dipenuhi nafsu syahwat terhadap perempuan. 

Generasi akan semakin rusak dan merusak ketika tujuan hidupnya hanya untuk mendapatkan materi. Potensi mereka untuk mendidik umat dan generasi akan semakin terkikis, bahkan lenyap jika tidak segera disadarkan. Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi jika para perempuan hanya menonjolkan kecantikan serta melalaikan tugas utamanya?

Islam Menjaga Martabat Perempuan

Perempuan, khususnya para muslimah sebagai bagian dari hamba Allah sudah seharusnya mengikatkan segala perbuatannya kepada hukum Allah. Allah Swt. al Mudabbir, sudah memberikan aturan lengkap yang memandu perempuan untuk menjaga martabatnya (QS an Nur ayat 31). Ketika terjaga kehormatannya, perempuan mampu melaksanakan tugas utamanya sebagai ummun wa rabbah al bayt wa murobbiyatul ajyal. 

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim]

Tanpa perlu merendahkan dirinya, perempuan bisa tetap mengaktualisasi kemampuannya untuk membangun generasi. Aktualisasi diri para perempuan tentunya tetap harus mengikuti koridor syara, seperti mengenakan jilbab lengkap, tidak khalwat, tidak ikhtilat, serta melakukan aktivitas yang tidak melanggar syariat. Hanya dengan ketakwaanlah manusia akan mulia di sisi Allah tanpa membedakan dia laki-laki atau perempuan (QS al Hujurat ayat 13). 

Para perempuan juga harus turut memperjuangkan Islam dengan bergabung dalam jamaah atau kelompok yang sahih untuk memperjuangkan tegaknya syariat Islam, seperti diperintah Allah dalam QS Ali Imran ayat 104. 

Dengan ketakwaan dan ketaatannya pada Allah, perempuan akan terjaga kehormatan dirinya dan menjadi manusia mulia di hadapan Allah Swt. dan seluruh manusia.

Oleh: Erlina YD, Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :