KHILAFAH, DIMULAI DARIMANA? DARI INDONESIA JIKA UMAT NEGERI INI MENGHENDAKI - Tinta Media

Senin, 14 Agustus 2023

KHILAFAH, DIMULAI DARIMANA? DARI INDONESIA JIKA UMAT NEGERI INI MENGHENDAKI



"Hal praktis menyangkut pertanyaan dimana ibukotanya nanti, bagaimana menentukan siapa khalifahnya dan dari negara mana, sudah mulai kerepotan menemukan kesepahaman. Apakah bisa?"

[Hatta Taliwang, GWA Konstitusi & Masalah Negara, 21/7]


Harus disadari, perjuangan penegakan Khilafah adalah cita-cita yang agung. Sebagai sebuah visi politik agung, adalah sangat logis jika perjuangan ini akan menghadapi tantangan, hambatan dan gangguan yang besar.

Dua adidaya saat ini, baik Amerika maupun China sudah pasti tak akan ridlo dan pasti pula akan menentang dan menghalanginya. Bahkan seluruh negara-negara kafir penjajah, baik inggris, Perancis, Rusia, Jerman, dan negara kapitalis lainnya, meskipun mereka berbeda pendapat dan saling bersaing untuk memperebutkan wilayah jajahan, namun mereka satu suara untuk membungkam dan menghalangi kebangkitan Khilafah.

Mereka akan selalu siaga, memasang kaca pembesar dan mengamati dalam jarak yang sangat dekat, setiap benih-benih kebangkitan Khilafah. Mereka, mengerahkan segala sumber daya untuk menghalangi kebangkitan Khilafah.

Akan tetapi, kebangkitan dan kembalinya Khilafah ini bukanlah kehendak manusia. Khilafah adalah janji Allah SWT yang telah di nubuwahkan menjadi Bisyaroh (kabar gembira) dari Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw telah mengabarkan, bahwa umat Islam akhir zaman kelak akan kembali bangkit dan menjadi adidaya dunia dengan Khilafah. Bukan dengan demokrasi, bukan dengan kerajaan, bukan dengan Pancasila atau kembali ke UUD 1945.

"Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaj al-Nubuwwah. Setelah itu, beliau diam."

[HR Ahmad]

Karena Khilafah adalah janji Allah SWT, maka Allah SWT lah yang akan menurunkan pertolongan. Kita sebagai hamba Allah, hanya bertugas menghadirkan syarat agar pertolongan dan melayakan diri sebagai para penopang peradaban Khilafah yang agung.

Saat kita dinilai layak, maka Allah SWT akan menggenapi syarat tegaknya Khilafah. Saat Allah SWT berkehendak, maka kekuatan Amerika, China, Rusia, Inggris, Perancis, Jerman dan semua kekuatan manusia yang berhimpun, tidak akan mampu menghalangi kebangkitan Khilafah.

Mengenai bagaimana Khilafah kembali bangkit, teknisnya sederhana. Kita hanya perlu untuk melakukan upaya repetisi, mencontek perjuangan Nabi Muhammad Saw saat berjuang menegakkan Daulah Islam di Madinah.

Saat itu, ada dua adidaya besar yakni Kekaisaran Rumawi dan Kerajaan Persia. Dua adidaya ini tidak mungkin menghendaki tegaknya Daulah Islam. Namun faktanya, Daulah Islam tegak atas izin, kehendak dan pertolongan Allah SWT.

Sejak di Mekkah, Rasulullah melakukan pembinaan & pengkaderan, berinteraksi dengan umat, melakukan perjuangan politik dan mencari dukungan kekuasaan (tholabun nusyroh), hingga akhirnya Rasulullah Saw mendapatkan dukungan kekuasaan dari suku Aus dan Khazraj di Madinah, mendapatkan baiat dan akhirnya tegak Daulah Islam di Madinah, dimana Rasulullah Saw menjadi kepala negaranya yang pertama.

Saat ini, cara menegakkan Khilafah juga sederhana. Kita hanya perlu melakukan repetisi yakni dengan melakukan pembinaan, pengkaderan, berinteraksi dengan umat, melakukan perjuangan politik dan mencari dukungan kekuasaan (tholabun nusyroh).

Cara berinteraksi dengan umat bisa dengan tulisan, diskusi, seminar, unjuk rasa, khutbah, tablig Akbar, pengajian, ceramah, mengoreksi penguasa, membungkar makar penguasa dan negara kapitalis yang menjadi induk samangnya, melakukan perjuangan politik untuk memenangkan hati umat, hingga mencari dukungan politik dari Militer. Karena kunci kekuasaan, selain dukungan umat adalah dukungan militer.

Mengenai dimana Khilafah akan kembali berdiri? Tentu, seluruh negeri kaum muslimin layak untuk menjadi titik tolak berdirinya Khilafah. Setelah khilafah berdiri, maka khilafah akan melakukan unifikasi seluruh negeri kaum muslimin menjadi satu kesatuan negara. Kalau sudah begini, kaum muslimin pasti akan bersatu soal idul Fitri dan idul adha, bahkan bersatu berjihad untuk membebaskan saudara kaum muslimin di Palestina dan membebaskan kota Roma yang telah dijanjikan.

Khusus mengenai Indonesia, tentu saja negeri ini layak untuk menjadi titik tolak berdirinya Khilafah. Tinggal umat Islam di Indonesia, mau atau tidak, mendapatkan kemuliaan dengan Khilafah, seperti dahulu bangsa arab pernah mendapatkan kemuliaan itu, hingga terakhir kemuliaan Khilafah itu diberikan kepada bangsa Turki.

Syarat untuk tegaknya Khilafah di Indonesia juga hanya dua: dukungan umat dan militer di Indonesia. Jika dakwah sudah sampai mengkonsolidasi kekuatan umat dan militer, tentu masalah khilafah hanyalah soal waktu, dan prosesnya sangat mudah, semudah membalikan telapak tangan.

Lalu siapa yang akan jadi Khalifah untuk yang pertama kali ? Silahkan saja semua yang memenuhi syarat mengajukan diri, dan silahkan umat dan militer memilihnya.

Yang jelas, untuk menjadi Khalifah syaratnya harus Muslim. jadi, Luhut Binsar Panjaitan tidak bisa menjadi calon Khalifah.

Selanjutnya, Khalifah harus laki-laki. Puan Maharani, tidak bisa menjadi Calon Khalifah walaupun bisa saja dia menjadi Capres.

Seorang Khalifah juga harus merdeka, baligh, dan berakal. Orang yang plonga plongo, tidak bisa menjadi calon Khalifah.

Khalifah juga harus adil. orang yang fasik, yang terkenal bohong dengan 66 janji politik, bohong dengan mobil Esemka, bohong dengan 11 ribu triliun di kantong, otomatis tereleminasi, tidak bisa nyalon Khalifah.

Dan yang paling penting, Khalifah harus bisa menjalankan tugas-tugas Kekhilafahan. Jadi harus paham syariat, harus paham siyasah syariah, harus paham mengelola kekuasaan. Lebih afdhol, kalau yang nyalon Khalifah adalah seorang pemberani dan Mujtahid.

Nah, kalau mau dicari siapa sosoknya? Penulis secara terbuka, siap dan bersedia dicalonkan sebagai Khalifah. Tapi, kalau ditanya siapa yang lebih layak, tegas penulis sampaikan Syaikh Atho' Abu Rusytoh, Amir Hizbut Tahrir lebih layak untuk menjadi calon Khalifah.

Beliau tidak tinggal di Indonesia, tetapi teknis saja beliau hijrah ke negeri ini, jika umat menghendaki Khilafah tegak di negeri ini dan menginginkan beliau sebagai Khalifahnya.

Pemahaman politik beliau levelnya global. Beliau juga seorang Mujtahid, meskipun levelnya Mujtahid Mahzab. Beliau memimpin organisasi politik Islam global, bernama Hizbut Tahrir. Kader beliau, salah satunya penulis.

Tapi kalau lebih memilih penulis, yang lebih dikenal, yang pernah ngopi bareng, ya boleh boleh saja. Karena akad Khilafah itu bi ridlo wa ikhtiar. Yakni, dengan dasar kerelaan dan pilihan, tidak boleh dengan paksaan.

Penulis juga menegaskan, semestinya umat Islam di negeri ini menyibukkan diri dengan Khilafah. Bukan dengan copras capres yang tidak jelas masa depannya. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Pejuang Khilafah

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :