Kemiskinan Merajalela, Bagaimana Islam Menyelesaikan? - Tinta Media

Selasa, 15 Agustus 2023

Kemiskinan Merajalela, Bagaimana Islam Menyelesaikan?

Tinta Media - Isu kemiskinan semakin merajalela. Detiap tahun bukan semakin menipis, melainkan semakin berkembang. Garis kemiskinan pada bulan September 2022 tercatat sebesar 9,57%. Artinya, sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Tingkat kemiskinan ini naik tipis dari Maret 2022 (9,54%).  

Kondisi ini sangat miris jika terus meningkat persentasenya. Di zaman kapitalis ini, mustahil jika angka kemiskinan semakin menurun.

Kemiskinan ini merupakan efek dari perubahan harga BBM yang semakin meningkat, tingginya angka PHK, dan juga harga bahan pangan yang membumbung pada saat itu. 

Kemiskinan merupakan masalah umum yang harus diselesaikan oleh negara, terutama di negara berkembang, termasuk negara muslim. 

Bagi seorang muslim, kemiskinan maupun kekayaan pada dasarnya merupakan ujian dari Allah Swt. Jika seseorang diuji dengan kemiskinan, kemudian bersabar dan tetap bersyukur, maka kemiskinan itu akan menjadi kebaikan baginya.

Jika seseorang diuji dengan kekayaan, kemudian menjadikan kekayaan itu sebagai sarana untuk beribadah, maka kekayaan itu akan menjadi kebaikan baginya.

Yang menjadi pertanyaan, apa penyebab kemiskinan di Indonesia? 

Di kota, kemiskinan bisa terjadi karena padatnya jumlah penduduk, tetapi lapangan pekerjaan kurang memadai, sehingga banyak terjadi pengangguran. Selain itu, pemberian upah yang rendah serta kurangnya akses layanan dasar masyarakat yang mudah dan murah, seperti sarana kesehatan dan pendidikan juga menjadi salah satu pemicunya. Apalagi, solidaritas masyarakat kurang dan sikap mementingkan kehidupan individu lebih dominan.

Sedangkan di desa, penyebab kemiskinan biasanya karena keterbatasan akses seperti jalan, kesenjangan teknologi, terutama teknologi pertanian, mahalnya pupuk, bahan, dan alat pertanian. Juga rendahnya taraf berpikir, dan sebagainya.

Artinya, pembangunan yang dilakukan tidak merata. Semua ini karena sistem kapitalisme-sekularisme yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah lebih memihak pada kepentingan pemilik modal besar, sehingga hak-hak rakyat diabaikan. 

Ini berbeda dengan sistem Islam.
Solusi Islam dalam menangani masalah kemiskinan adalah dengan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia baik secara langsung meliputi kesehatan, pendidikan, dan jaminan keamanan, atau pemenuhan secara tidak langsung seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

Negara juga akan mendorong proyek-proyek ekonomi di antara kaum muslimin, serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya, mengharamkam riba, mengelola keuangan dengan baik, memanfaatkan APBN (Baitul mal) dengan sebaik-baiknya. 

Semuanya harus dijamin oleh negara sehingga rakyat terbebas dari kemiskinan, mampu meningkatkan taraf hidup, dan merasa nyaman dan sejahtera.
wallahu'alam bii shawwab.

Oleh: Sri Astutik Handayani
(Muslimah Jawa Timur)


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :