Kapitalisme, Biang Kerok Kemiskinan Ekstrem Asia Pasifik - Tinta Media

Kamis, 31 Agustus 2023

Kapitalisme, Biang Kerok Kemiskinan Ekstrem Asia Pasifik


Tinta Media - Penduduk Asia Pasifik dikabarkan jatuh dalam jurang kemiskinan yang ekstrem. Pandemi Covid-19 tahun lalu yang kemudian memicu inflasi, menjatuhkan hampir 68 juta penduduk Asia sehingga masuk dalam kategori miskin. Lantas, apa sebetulnya yang menjadi penyebab utama kemiskinan akut yang kini melanda?

 

Akibat Tata Kelola ala Kapitalisme, Kemiskinan Makin Mengancam

 

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menuliskan dalam laporannya, bahwasanya diperkirakan ada sekitar 152,2 juta penduduk Asia berada dalam garis kemiskinan ekstrem. Jumlah tersebut meningkat 67,8 juta dibandingkan sebelum pandemi dan inflasi (detiknews.com, 25/8/2023).

 

Kemiskinan ekstrem ini ditandai dengan jumlah pendapatan yang sangat minim, yakni sekitar Rp32.000/ hari atau berkisar di bawah angka Rp1 juta/ bulan. Angka ini pun kemungkinan akan lebih kecil lagi saat sudah dikonversi dengan adanya kenaikan inflasi akibat perang Ukraina yang melumpuhkan rantai ketersediaan makanan secara global.

 

Mirisnya, fakta tentang kekayaan suatu kelompok justru naik drastis. Kelompok yang memiliki kekayaan lebih dari 30% (UNHW/Ultra High Net Worth) justru mengalami pertumbuhan substansial hampir 51% dalam tahun 2017 hingga 2022 (CNNIndonesia.com, 24/8/2023).

 

Betapa buruk realitas yang ada. Kemiskinan semakin mencekik rakyat. Hidup serba sulit. Sementara di sisi lain, orang yang memiliki kekayaan melimpah semakin kaya. Kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin semakin dalam. Inilah dampak dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini hanya menitikberatkan keuntungan materi sebagai fokus utama, tak peduli dengan keadaan masyarakat secara umum.

 

Dalam sistem kapitalisme, negara gagal mengelola sumber daya yang ada. Negara menetapkan legalitas dalam privatisasi dan swastanisasi sumber daya alam yang seharusnya optimal dipergunakan rakyat. Namun sayang, sistem destruktif ini justru menjadikan sumber daya milik rakyat sebagai obyek bisnis ala kapitalis yang menguntungkan korporasi oligarki.

 

Setiap kebutuhan hidup harus dibayar mahal oleh rakyat. Sementara, lapangan pekerjaan sulit. Keadaan ekonomi pun makin terjepit. Wajar saja, keadaan rakyat makin memprihatinkan. Kemiskinan kian akut dan tak terkendali.

 

Karena itu, tak layak sistem rusak ini dijadikan sandaran dalam pengaturan kehidupan, karena hanya sengsara yang tercipta. Kezaliman pun merajalela. Semestinya sistem ini segera dicampakkan, kemudian diganti dengan sistem yang amanah mengurusi seluruh urusan rakyat.

 

Islam, Satu-satunya Solusi

 

Islam adalah aturan yang mengatur kehidupan secara sistematis. Islam tak sekadar aturan beribadah saja. Namun, syariat Islam adalah aturan menyeluruh yang memiliki konsep utuh untuk mengurusi semua urusan umat. Hanya dengan sistem Islam-lah, kemiskinan ekstrem mampu terurai sempurna, yaitu sistem Islam dalam wadah Khilafah ala minhaj an nubuwwah.

 

Khilafah memiliki konsep bahwa setiap urusan rakyat adalah prioritas utama yang harus sesegera mungkin dipenuhi. Ini karena keselamatan nyawa rakyat adalah tanggung jawab Khalifah, pemimpin dan perisai umat.

 

Ibnu Umar ra. berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya (HR. Bukhari Muslim)

 

Dalam sistem Islam, setiap sumber daya yang dimiliki rakyat wajib dikelola negara, kemudian dipergunakan oleh rakyat secara luas dan optimal. Praktik privatisasi dan swastanisasi sumber daya alam, dilarang oleh negara karena hal ini akan melahirkan kesengsaraan dalam hidup rakyat.

 

Rasulullah saw. bersabda,

 

"Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api"

(HR. Abu Dawud dan Ahmad)

 

Ketiga hal tersebut, yaitu padang rumput, air, dan api, merupakan fasilitas umum yang dilarang kepemilikannya secara individu atau sekelompok orang karena ketiga sumber kehidupan tersebut mampu menopang kehidupan dan hajat hidup orang banyak. Larangan Khalifah pun tegas atas hal tersebut karena dampak dari privatisasi adalah kemiskinan yang tak pernah berhenti, seperti yang saat ini terjadi.

 

Sistem Islam-lah, satu-satunya solusi sistemik atas kemiskinan akut yang kini terjadi. Hanya dengannya, nyawa rakyat terjaga. Hanya dengannya, seluruh kepentingan rakyat terpenuhi secara sempurna. Berkah dan rahmat Allah Swt. pun melimpah di seluruh belahan bumi. Wallahu a'lam bisshawab.

Oleh: Yuke Octavianty, Forum Literasi Muslimah Bogor

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :