Tinta Media - Penduduk Asia Pasifik dikabarkan jatuh dalam jurang kemiskinan yang ekstrem. Pandemi
Covid-19 tahun lalu yang kemudian memicu inflasi, menjatuhkan hampir 68 juta
penduduk Asia sehingga masuk dalam kategori miskin. Lantas, apa sebetulnya yang
menjadi penyebab utama kemiskinan akut yang kini melanda?
Akibat
Tata Kelola ala Kapitalisme, Kemiskinan Makin Mengancam
Bank
Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menuliskan dalam laporannya,
bahwasanya diperkirakan ada sekitar 152,2 juta penduduk Asia berada dalam garis
kemiskinan ekstrem. Jumlah tersebut meningkat 67,8 juta dibandingkan sebelum
pandemi dan inflasi (detiknews.com, 25/8/2023).
Kemiskinan
ekstrem ini ditandai dengan jumlah pendapatan yang sangat minim, yakni sekitar
Rp32.000/ hari atau berkisar di bawah angka Rp1 juta/ bulan. Angka ini pun
kemungkinan akan lebih kecil lagi saat sudah dikonversi dengan adanya kenaikan
inflasi akibat perang Ukraina yang melumpuhkan rantai ketersediaan makanan
secara global.
Mirisnya,
fakta tentang kekayaan suatu kelompok justru naik drastis. Kelompok yang
memiliki kekayaan lebih dari 30% (UNHW/Ultra High Net Worth) justru mengalami
pertumbuhan substansial hampir 51% dalam tahun 2017 hingga 2022
(CNNIndonesia.com, 24/8/2023).
Betapa
buruk realitas yang ada. Kemiskinan semakin mencekik rakyat. Hidup serba sulit.
Sementara di sisi lain, orang yang memiliki kekayaan melimpah semakin kaya.
Kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin semakin dalam. Inilah dampak
dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini hanya menitikberatkan
keuntungan materi sebagai fokus utama, tak peduli dengan keadaan masyarakat
secara umum.
Dalam
sistem kapitalisme, negara gagal mengelola sumber daya yang ada. Negara
menetapkan legalitas dalam privatisasi dan swastanisasi sumber daya alam yang
seharusnya optimal dipergunakan rakyat. Namun sayang, sistem destruktif ini
justru menjadikan sumber daya milik rakyat sebagai obyek bisnis ala kapitalis
yang menguntungkan korporasi oligarki.
Setiap
kebutuhan hidup harus dibayar mahal oleh rakyat. Sementara, lapangan pekerjaan
sulit. Keadaan ekonomi pun makin terjepit. Wajar saja, keadaan rakyat makin
memprihatinkan. Kemiskinan kian akut dan tak terkendali.
Karena
itu, tak layak sistem rusak ini dijadikan sandaran dalam pengaturan kehidupan,
karena hanya sengsara yang tercipta. Kezaliman pun merajalela. Semestinya
sistem ini segera dicampakkan, kemudian diganti dengan sistem yang amanah
mengurusi seluruh urusan rakyat.
Islam,
Satu-satunya Solusi
Islam
adalah aturan yang mengatur kehidupan secara sistematis. Islam tak sekadar
aturan beribadah saja. Namun, syariat Islam adalah aturan menyeluruh yang
memiliki konsep utuh untuk mengurusi semua urusan umat. Hanya dengan sistem
Islam-lah, kemiskinan ekstrem mampu terurai sempurna, yaitu sistem Islam dalam
wadah Khilafah ala minhaj an nubuwwah.
Khilafah
memiliki konsep bahwa setiap urusan rakyat adalah prioritas utama yang harus
sesegera mungkin dipenuhi. Ini karena keselamatan nyawa rakyat adalah tanggung
jawab Khalifah, pemimpin dan perisai umat.
Ibnu
Umar ra. berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Setiap
orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan dimintai pertanggungjawaban perihal
rakyat yang dipimpinnya (HR. Bukhari Muslim)
Dalam
sistem Islam, setiap sumber daya yang dimiliki rakyat wajib dikelola negara,
kemudian dipergunakan oleh rakyat secara luas dan optimal. Praktik privatisasi
dan swastanisasi sumber daya alam, dilarang oleh negara karena hal ini akan
melahirkan kesengsaraan dalam hidup rakyat.
Rasulullah
saw. bersabda,
"Kaum
muslimin berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api"
(HR.
Abu Dawud dan Ahmad)
Ketiga
hal tersebut, yaitu padang rumput, air, dan api, merupakan fasilitas umum yang
dilarang kepemilikannya secara individu atau sekelompok orang karena ketiga
sumber kehidupan tersebut mampu menopang kehidupan dan hajat hidup orang
banyak. Larangan Khalifah pun tegas atas hal tersebut karena dampak dari
privatisasi adalah kemiskinan yang tak pernah berhenti, seperti yang saat ini
terjadi.
Sistem Islam-lah, satu-satunya solusi sistemik atas kemiskinan akut yang kini terjadi. Hanya dengannya, nyawa rakyat terjaga. Hanya dengannya, seluruh kepentingan rakyat terpenuhi secara sempurna. Berkah dan rahmat Allah Swt. pun melimpah di seluruh belahan bumi. Wallahu a'lam bisshawab.
Oleh: Yuke Octavianty, Forum Literasi Muslimah Bogor