Tinta Media - Jurnalis Senior Joko Prasteyo menuturkan, kalau kaum Nabi Luth melanggar Pancasila pastilah sudah dikecam habis-habisan.
"Kalau kaum Nabi Luth melanggar Pancasila pastilah sudah dikecam habis-habisan oleh badan yang paling otoritatif dalam pembinaan 'ideologi' Pancasila (BPIP), sebagaimana mereka mengecam kewajiban menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah," tuturnya kepada Tinta Media dalam tulisannya yang berjudul "Selamat Datang Kaum Nabi Luth di Negara Pancasila," Jumat (4/8/2023).
Sehingga menurutnya, dengan begitu menjadi jelas mana yang sesuai Pancasila dan mana yang tidak.
Joko Prasetyo juga menyatakan, rezim sebagai petugas pelaksana, penerap, dan penjaga Pancasila pastilah dengan lantang memekik, "Negara tidak boleh kalah dengan kaum Nabi Luth!" Sebagaimana lantangnya rezim menggunakan kata ganti "radikal-radikul" untuk menyudutkan perjuangan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.
"Ormas tertentu juga pastilah ramai-ramai bubarkan acara tersebut dengan percaya diri karena pasti didukung oleh aparat, sebagaimana kebiasaan aparat membiarkan ormas tertentu mempersekusi aktivitas dakwah penerapan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah," sambungnya.
Ia pun mengucapkan selamat datang kepada kaum Nabi Luth di negara Pancasila.
"Karena menurut anggota Al-Hakiim negara Pancasila (DPR) yang urung memberi sanksi kepada kalian di KUHP Baru, sebagaimana dikabarkan mantan petinggi BPIP yang sekarang jadi menko rezim, kelakuan kalian adalah kodrat," ujarnya mengakhiri.[] Muhar