IJM : Pernyataan Budi Arie Mengindikasikan Rezim Sedang Cemas dan Panik - Tinta Media

Rabu, 02 Agustus 2023

IJM : Pernyataan Budi Arie Mengindikasikan Rezim Sedang Cemas dan Panik



 
Tinta Media - Pernyataan Menkominfo Budi Arie yang menyebutkan pemerintah saat ini ngotot membenahi Pilpres 2024 sebab jika kalah akan fatal dan bikin malu yakni masuk penjara semua, menurut Luthfi Affandi, S.H., M.H. dari Indonesia Justice Monitor (IJM) mengindikasikan bahwa pemerintah sedang cemas dan panik.
 
“Dari pernyataan Budi Ari tersebut jelas mengindikasikan jika pemerintah sedang cemas dan panik,” tuturnya dalam Kabar Petang :  Geger Budi Arie! Kalah di Pilpres 2024, Masuk Penjara Semua? di kanal youtube Khilafah News, Ahad (30/7/2023)
 
Menurutnya jika penguasa itu jujur, amanah, dan tidak korup semestinya tidak perlu cemas dan khawatir. “Kalau ada kepanikan dan kecemasan ketika tidak lagi berkuasa karena khawatir masuk penjara artinya ada yang tidak beres para penguasa dalam menjalankan pemerintahannya. Ada indikasi penyelewengan semisal korup,” paparnya. 
 
Selain itu, lanjutnya,  di Indonesia ada semacam kecenderungan setiap presiden atau pejabat politik seperti misalnya gubernur, bupati dan lainnya yang akan turun tahta atau lengser, dia akan memastikan orang yang melanjutkan jabatannya adalah orang yang bisa dikendalikannya. 
 
“Jadi langkah yang dilakukan oleh misalnya Presiden Jokowi untuk merangkul beberapa capres yang mungkin dianggap potensial menang seperti Ganjar atau Prabowo bisa jadi dalam rangka untuk mengamankan nasibnya setelah dia tidak lagi menjabat,” ulasnya.
 
Ia menilai wajar bahwa politik sekuler saat ini tidak bisa dihindari dengan model seperti ini di mana penguasa yang menjalankan pemerintahan itu hanya berdasarkan kepentingan partai politik dan hampir semuanya begitu.
 
“Para penguasa kan di endorse oleh partai politik. Mereka pakai kendaraan partai politik, maka mau tidak mau setiap penguasa siapapun dia harus menjalankan pemerintahan berdasarkan kepentingan partai politiknya,” bebernya.
 
Demokrasi sekular, menurutnya akan selalu menghasilkan politik yang kotor karena sumbernya juga kotor dan bermasalah. Ditambah lagi politiknya adalah politik biaya tinggi yang pastinya akan menghasilkan korupsi untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.
 
“Dari sini akan memunculkan politik saling sandera dengan kesalahan-kesalahannya. Hampir semua penguasa disokong para pemilik modal sehingga politiknya pun hanya menguntungkan para oligarki,” pungkasnya.[] Erlina
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :