Tinta Media - Ekonom dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak mengatakan, pemerintah tidak merasa berdosa ketika ada rakyat yang mati karena kelaparan.
“Pemerintah tidak merasa bersalah, tidak merasa berdosa, ketika ada seseorang mati, atau tidur dalam keadaan lapar, atau tidak bisa sekolah, tidak bisa mengakses layanan kesehatan, karena tidak memiliki uang,” tuturnya dalam sebuah video pendek, di Chanel You Tube KC News Selasa (1/8/2023).
Ia melanjutkan, pemerintah hanya merasa bahwa secara politik itu tidak benar, sehingga andai pemerintah bisa menurunkan angka kemiskinan dari 10 % menjadi 5 % itu sudah dianggap keberhasilan yang luar biasa.
“Padahal 5 % atau sekitar 10 juta orang masih kesulitan hidup, tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya, ini semua terjadi karena bagi Indonesia yang mengadopsi sistem kapitalisme sekuler memang garis kemiskinan itu hanya sebatas angka saja. [] Irianti Aminatun