Bukan Untuk Cari Keuntungan, Inilah Tujuan Pendidikan Islam - Tinta Media

Selasa, 01 Agustus 2023

Bukan Untuk Cari Keuntungan, Inilah Tujuan Pendidikan Islam

Tinta Media - Praktisi Pendidikan Dr. Faqih Syarif, M.Si. menegaskan bahwa pendidikan dalam Islam bukan untuk mencari keuntungan, akan tetapi bertujuan memajukan umat manusia.

“Motif tujuan pengeluaran biaya pendidikan itu bukan untuk mencari keuntungan yang bersifat material atau komersial. Di dalam sistem Islam itu semata-mata untuk memajukan umat manusia dengan cara memajukan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban,” ungkapnya dalam Kabar Petang: Geger Pungli Berkedok Dana Hibah, Dana BOS Kurang? di kanal Youtube Khilafah News pada Sabtu (22/7/2023).

Ia menyatakan, di dalam Islam biaya pendidikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab negara baik menyangkut gaji guru, gaji dosen, menyangkut infrastruktur, sarana prasarana dan lain-lain.

“Pendidikan itu gratis dan itu tanggung jawab negara, persoalannya bagaimana mengelola keuangan negara? Dan dalam Islam itu sumber-sumber pemasukan itu sangat banyak sekali," tegasnya. 

Menurutnya, kalau pengelolaan APBN itu diatur sesuai dengan sistem Islam seperti pada masa kekhilafahan dan kalau di konteks kekinian itu ternyata dari sumber daya alam yang dimiliki Indonesia itu bisa membiayai 100 tahun APBN. 

"Artinya apa, dari sumber-sumber daya alam yang melimpah dari pemilik dan umum dari tambang dan sebagainya,” tuturnya.

Terkait gambaran pendidikan di dunia Islam, Faqih menjelaskan, pada zaman klasik abad ke-7 hingga 13 Masehi tumbuh kesadaran untuk mengeluarkan biaya yang besar untuk kegiatan pendidikan yang dipelopori oleh negara.

“Namun berbeda motif dan tujuannya yang dilakukan oleh negara-negara maju sebagaimana hari ini. Di zaman kejayaan Islam, di zaman kekhilafahan Islam itu diterapkan motif dan tujuan pengeluaran biaya pendidikan yang besar itu bukan untuk mencari keuntungan yang bersifat material,” tegasnya.

Ia mencontohkan, Khalifah Harun ar Rasyid membuat keputusan kepada orang yang rutin mengumandangkan adzan diberi hadiah sebesar 1.000 dinar. 

Selain itu, lanjutnya, abad ke-4 Hijriyah para khalifah itu membangun perguruan tinggi dan melengkapinya dengan berbagai sarana prasarana seperti: perpustakaan, auditorium, asrama mahasiswa, perumahan dosen, perumahan ulama. Juga dilengkapi taman rekreasi, kamar mandi, dapur, ruang makan misalnya Madrasah An Nuriyah di Damaskus, Madrasah an Nashiriyah di Kairo dan sebagainya.

“Sejarah Islam telah mencatat kebijakan para khalifah yang menyediakan pendidikan gratis bagi rakyatnya dan kalau saya hitung tadi itu memungkinkan. Nah itu, dari sumber daya alam yang melimpah di Indonesia sangat memungkinkan,” pungkasnya.[] Yung Eko Utomo

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :