Tinta Media - Syaikh Yusuf an-Nasri, sahabat Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menuturkan bahwa berbagai potensi Syaikh An-Nabhani tergali sampai batas maksimal.
“Berbagai potensi dan kesempatan menuntut ilmu yang dianugerahkan Allah kepada Syaikh An-Nabhani tergali sampai batas maksimal,” ungkapnya dalam buku yang berjudul, 25 Kisah Cemerlang Taqiyuddin An-Nabhani Sang Mujahid Dakwah.
Syaikh Yusuf melanjutkan, ada anugerah kecerdasan, waktu, jaringan masyaikh, kesempatan menuntut ilmu di al-Azhar dan Darul ‘Ulum, serta akses yang mudah untuk membaca berbagai literatur di maktabah (perpustakaan) semua optimal.
“Andai setiap potensi dan kesempatan itu diberi limit hingga angka 10, maka Syaikh An-Nabhani memaksimalkannya hingga limit maksimal tersebut. Tidak terlihat beliau melakukan korupsi walau hanya satu digit untuk digunakan demi kepentingan selain menuntut ilmu, jika memang sudah waktunya menuntut ilmu,” bebernya.
Menurut Syaikh Yusuf, baik di waktu pagi, siang, maupun malam, Syaikh An-Nabhani mempunyai waktu talaqi kepada para masyaikh al-Azhar.
“Cara beliau memperlakukan waktu-waktu belajarnya seperti memperlakukan waktu shalat Jumat. Muslim yang iman dan takwanya normal tentu tidak akan lancang sengaja meninggalkan shalat Jumat sambil berniat menggantinya diwaktu lain,” ungkapnya.
Hal yang mengherankan, kata Syaikh Yusuf, sampai pikiran dan tenaga sisapun dihabiskan untuk tambahan belajar.
“Ilmu tidak dapat digapai dengan merehatkan badan dan pikiran,” tutur Syaikh Yusuf menirukan jawaban Syaik An-Nabhani saat diajak rehat sejenak.
Syaikh Yusuh lalu membandingkan dengan kondisi saat ini. “Jangankan sisa, pikiran dan tenaga terbaik saja saat sudah memasukan jadwal halaqoh kadang diberi toleransi untuk memenuhi urusan lain yang mungkin dapat dilakukan pada kesempatan lain,” bandingnya memungkasi penuturan. [] Irianti Aminatun.
