Tinta Media - Menanggapi kasus pada pendaftaran Bintara Polri, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengungkapkan bahwa Islam memberikan tiga pilar dalam penegakan hukum.
"Ini poin penting dan Islam memberikan tiga pilar tadi dalam penegakan hukum dan institusi kepolisian yang jujur dan amanah," tuturnya dalam Program Aspirasi: Oknum Polisi Tipu Tukang Bubur Rp310 juta: Pecat dan Pidanakan! Di kanal YouTube Justice Monitor, Kamis (22/6/2023).
Menurutnya, tiga pilar yang sangat menunjang efektivitas pelaksanaan tuga kepolisian yakni, Satu, individu yang bertakwa. Dua, kontrol masyarakat. Tiga, sistem. Dimana ketakwaan individu yang ditunjang oleh keluarga akan mendorong setiap individu muslim senantiasa terikat dengan aturan Islam secara keseluruhan.
"Ketakwaan individu akan membentengi umat dari berbagai tindak kemaksiatan," ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa ada kontrol masyarakat berupa amar makruf nahi mungkar sehingga menjauhkan benih-benih kebiasaan bertindak maksiat serta meminimalkan tindak pelanggaran hukum yang terjadi ditengah masyarakat.
"Akan sempurna ketika negara mampu menerapkan solusi Islam secara konsisten, termasuk sistem sanksi yang tegas dan memberikan efek jera," tukasnya.
Ia mencermati rekam jejak aparat selama ini bisa menilai bahwa Kapolri harus menjamin profesionalitas dan presisi kerja sebagaimana yang dibanggakan selama ini. Pasalnya hakikatnya birokrasi saat ini juga lahir dan dibentuk di bawah naungan sistem sekuler demokrasi.
"Sementara karakter ideologi sekuler di banyak negara yang senantiasa berpijak pada standar ganda serta asas kemanfaatan semata," terangnya.
Ia melihat bahwa idealisme terhadap kebenaran dan penegakan hukum justru rawan diperjualbelikan. Ada anggapan pada sebagian publik bahwa andaikata masih ada polisi jujur, ibarat mutiara di tengah pekatnya kubangan hitam jual beli hukum.
"Idealismenya memang patut diacungi jempol kalau seperti itu. Namun keberadaannya lambat laun tersingkir karena uanglah yang berkuasa," tandasnya.[] Ajira
