Tinta Media - Siapa yang mau sakit? Semua terasa tidak enak, aktifitas terganggu. Sakit bukan pilihan, tetapi kita harus sabar menerimanya. Banyak hikmah yang bisa kita petik saat diuji dengan sakit.
Hidup tidak selalu lurus dan mudah, terkadang datang musibah untuk menguji iman dan kesabaran kita. Ujian terberat menghampiri hidup saat sakit, dan baru kita sadari nikmatnya sehat.
Makan mulai tidak enak, tidur pun terasa tidak nyenyak. Hilang semua rasa yang selama ini bisa kita nikmati. Saat sehat, sering kita lupa untuk bersyukur. Baru menyadari begitu banyak nikmat yang melingkupi hidup kita saat sakit.
Kata-kata menyalahkan juga sering kita dengar dari orang-orang di sekitar yang peduli dengan kesehatan kita. Pola hidup yang tidak sehat sering menjadi pemicu gangguan kesehatan yang membuat hidup tidak nyaman.
Makan siap saji atau minuman sachetan memang mudah untuk dinikmati dan itu tersedia di sekitar kita. Sementara, makanan kategori sehat kurang tersedia di meja makan karena biasanya harganya agak mahal, dan ribet menyiapkannya.
Kesibukan membuat kita jatuh pada pilihan sesuatu yang simple dan gampang untuk menyiapkannya. Makanan dan minuman instant menjadi pilihan, tetapi jangka panjang ternyata tidak baik untuk kesehatan.
Lalu, salah siapa sampai kita sakit?
Faktanya, biaya hidup sangat mahal sehingga banyak yang jatuh pada pilihan makan instan yang terjangkau kemampuan. Biaya pendidikan mahal sehingga mereka yang hidup sebagai anak kos lebih memilih mie instant dan minuman sachetan yang jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang tentunya berdampak buruk pada kesehatan.
Pola hidup tidak sehat tidak langsung kita rasakan dampaknya saat itu juga. Dampak Buruk baru kita rasakan saat usia mulai tua. Metabolisme tubuh yang tidak lagi sempurna, serta pertumbuhan sel dalam tubuh yang tidak lagi maksimal seperti saat masih muda menjadikan tubuh rentan terserang penyakit, mulai dari diabet, asam urat, kolesterol, tekanan darah yang tidak stabil juga mulai datang menghiasi hidup.
Sakit tidak sepenuhnya salah kita. Siapa yang mau sakit? Namun, kita harus sabar menghadapi karena di balik semua musibah yang tidak menyenangkan, insyaallah ada hikmah yang bisa kita petik sebagai pelajaran hidup agar kita bisa menjadi lebih kuat dan lebih baik.
Kita adalah korban dari kondisi, saat negera abai dalam menjaga kesehatan rakyat. Bagaimana nasib generasi ke depan, jika sejak anak-anak mereka terbiasa makanan yang tidak sehat? Sebagai contoh, kasus diabetes anak meningkat ‘sangat mengkhawatirkan’, imbas makanan-minuman manis 'mudah dijangkau, sementara regulasi belum cukup melindungi masyarakat.
Banyak pula makanan, minuman, maupun obat ternyata ternyata mengandung zat berbahaya yang bisa memicu berbagai penyakit. Berbagai kasus akhir-akhir ini yang banyak ditemukan pada anak-anak menjadi bukti abainya negera terhadap kesehatan rakyat.
Pemikiran kapitalis yang hanya mengejar keuntungan semata memicu munculnya banyak produsen makan nakal yang tega mencampurkan bahan-bahan berbahaya pada makanan yang dijual demi keuntungan sebesar-besarnya, tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang menimpa masyarakat.
Di sini negara dibutuhkan hadir untuk mengatasi kondisi yang tidak sehat agar tercipta generasi kuat yang mampu berpikir cemerlang.
Akan tetapi sayang, dalam sistem kapitalis demokrasi, para pemimpin hanya peduli dengan kekuasaan. Segala cara dilakukan untuk meraih dan mempertahankannya, tidak perduli dengan cara halal atau haram.
Cawe-cawe politik dalam pemikiran mereka hanyalah usaha untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan, bukan mengurusi urusan rakyat. Padahal mereka dibayar dengan uang rakyat, tetapi enggan mengurusi urusan rakyat. Dalam pemikiran mereka hanyalah bagaimana membangun citra, meskipun faktanya sebaliknya demi membangun diasti kekuasaan.
Kita butuh satu sistem yang mampu menyelesaikan semua masalah, termasuk masalah kesehatan. Berharap dari sistem kapitalis demokrasi tidak mungkin, hanyalah ilusi.
Satu sistem yang mampu menghadirkan peran negara dalam memberikan jaminan kebutuhan dasar rakyat hanya bisa dilakukan dalam sistem khilafah. Rakyat merasa aman karena negara hadir untuk memberikan jaminan dan perlindungan pada rakyat. Hak rakyat untuk mendapatkan kehidupan yang sehat hanya bisa diwujudkan dalam sistem khilafah.
Sistem khilafah akan membentuk karakter pemimpin yang amanah karena kesadaran hubungan mereka dengan Tuhan, Sang Penguasa alam. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Swt. Rakyat diurusi dengan baik, bukan hanya sekadar membangun citra seperti yang terjadi dalam sistem demokrasi.
Kehidupan islami akan terwujud sehingga membuat setiap orang takut berbuat curang, apalagi sampai membahayakan masyarakat hanya untuk mengejar keuntungan semata. Pintu berkah dari bumi dan langit terbuka karena penduduk suatu negeri yang beriman dan bertakwa.
Indahnya hidup dalam kehidupan islami. Generasi cemerlang hanya bisa diwujudkan dalam peradaban Islam yang cemerlang. Hanya sistem khilafah yang bisa menjamin terciptanya generasi cemerang dengan fisik yang kuat dan pemahaman yang jernih dan mantap.
Oleh: Mochamad Efendi, Sahabat Tinta Media