Mungkinkah Zero Stunting Tercapai dalam Sistem Kapitalisme? - Tinta Media

Sabtu, 22 Juli 2023

Mungkinkah Zero Stunting Tercapai dalam Sistem Kapitalisme?

Tinta Media - Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 menjadi momentum bagi Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya penurunan angka stunting. 

Hal ini karena berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), kasus stunting di Kabupaten Bandung turun 6.1% dari 31.1% ( 2021 ) menjadi 25 % (2022). 

Muhamad Hairun selaku Kepala Dinas P2KBP3A menargetkan kasus stunting di tahun 2023 turun menjadi 18%. Harganas menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk percepatan penurunan stunting menuju Jawa Barat Zero Stunting. 

Dalam program penurunan stunting, Pemkab Bandung melakukan upaya pembentukan tim percepatan penurunan stunting untuk monitoring program, membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)  serta mendorong Tim Penggerak PKK mengadakan penyuluhan kepada masyarakat secara massif.

Begitu pentingkah stunting untuk dihilangkan? Tentu saja, karena stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita,  terutama pertumbuhan fisik dan otak akibat kurang gizi kronis. 

Stunting menyebabkan keterbelakangan mental,  rendahnya kemampuan belajar dan beresiko terserang penyakit kronis. Ini tentu bukan generasi yang diharapkan sebagai penerus bangsa.

Penyebab stunting ada dua,  yaitu (1) kesehatan ibu saat hamil kurang baik dan (2) kurangnya asupan gizi anak pada awal kehidupan dan masa balita karena pola asuh yang kurang tepat. 

Bila dianalisa lebih lanjut, kedua penyebab stunting tersebut ternyata bersifat sistemik. Hal ini karena penerapan sistem kapitalis yang berorientasi pada materi dan abai pada rakyat.

Setiap calon ibu tentu ingin berada pada kesehatan yang baik saat hamil dan melahirkan,  juga ingin anaknya mendapat asupan gizi yang lengkap agar tumbuh kembang anak optimal. 

Namun, dalam sistem kapitalis seperti sekarang, kondisi serba berkecukupan bagi sebagian rakyat negeri ini hanya angan-angan. Suami kerja serabutan, bahkan banyak yang terkena PHK sehingga menganggur, tidak ada penghasilan. 

Padahal, harga bahan makanan serba mahal, apalagi akses kesehatan pun serba tak terjangkau. Jangankan minum vitamin dan susu, untuk makan sehari-hari pun harus mencari dulu. Menu makan dengan mie instan lebih sering ditemukan daripada makanan empat sehat lima sempurna.

Sementara di kalangan atas, orang-orang hidup dengan gaya mewahnya. Wara-wiri keluar negeri, berburu kuliner  dan healing ke berbagai kota wisata. 

Begitulah kehidupan dalam sistem kapitalis, terjadi kesenjangan sosial yang lebar sekali. 

Negara dengan sistem kapitalis telah gagal dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Negara hanya berperan sebagai regulator bagi para pemodal dan orientasinya adalah keuntungan. Rakyat bahkan dianggap sebagai beban bagi APBN.  

Pemerintah mengatakan bahwa potensi kerugian ekonomi akibat stunting mencapai 2-3% Produk Domestik Bruto atau sekitar Rp260-390 Trilun. Rakyat dibiarkan menanggulangi sendiri kesulitan hidup. 

Beban rakyat semakin berat tanpa perlindungan negara. Sungguh jauh panggang dari api mengharapkan tercapai zero stunting dalam sistem kapitalis.

Berbeda dengan khilafah, yang menjamin kesejahteraan rakyat. Ini karena tugas seorang khalifah adalah mengurus (meriayah)  rakyat. Kinerja khalifah diawasi rakyat dan Allah Swt. sehingga mereka akan bersungguh-sungguh menunaikan amanat itu. 

Aturan yang diterapkan dalam Khilafah adalah aturan Allah Swt. sehingga terjamin keadilan dan tepat sasaran. 

Salah satu aturan khilafah adalah bahwasanya Islam memerintahkan setiap laki-laki bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga. 

Maka, negara wajib menyediakan lapangan kerja untuk rakyat dengan mengelola kepemilikan umum (Sumber Daya Alam). 

Pengelolaan SDA harus dilakukan oleh negara, bukan oleh swasta apalagi asing. Ini akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tidak akan ada lagi pengangguran. 

Islam juga menetapkan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar berupa pendidikan, kesehatan, dan keamanan mutlak dijamin oleh negara bagi seluruh rakyat. 

Dengan begitu, beban keluarga menjadi lebih ringan. Anggota keluarga, khususnya ibu dapat menjalani kehidupan berkeluarga dengan bahagia. Ibu akan fokus menjalani tugas sebagai umun warobbatul ba'it,  mengelola rumah tangga dan membesarkan putra putrinya tanpa khawatir besok makan apa. 

Demikian di antara kebijakan khilafah dalam mencegah terjadinya stunting pada anak. Khilafah menjamin terpenuhinya pangan dan gizi anak-anak sebagai generasi penerus umat. 

Khilafah menjaga ketahanan keluarga. Hanya dengan sistem Islam, gizi buruk (stunting)  dapat teratasi, tidak dengan sistem kapitalis.

Wallahu 'alam

Oleh: Wiwin, Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :