Mengapa Kebakaran Hutan Kembali Terulang? - Tinta Media

Jumat, 07 Juli 2023

Mengapa Kebakaran Hutan Kembali Terulang?

Tinta Media - Sangat ironi, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di negeri ini seolah menjadi peristiwa tahunan yang belum ada solusi tuntas untuk menyelesaikannya. 

Negeri ini sungguh luar biasa kekayaan alamnya. Salah satunya adalah di sektor kehutanan, yaitu mencapai 128 juta ha. Dengan kekayaan hutan yang begitu besar, nyatanya belum mampu menjadikan sektor ini menjadi andalan sumber pemasukan negara, bahkan sebagian besar justru diprivatisasi oleh kapitalis dengan menjadikan perkebunan sawit yang tentu saja untuk menghasilkan cuan yang fantastis.

Dengan kekayaan hutan yang melimpah, nyatanya negeri ini harus dirundung masalah kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah akibat pembukaan lahan yang makin meluas dan berpotensi mengancam kesehatan warga dan keselamatan penerbangan. 

Masalah yang terjadi hampir setiap tahun berulang ini nyatanya belum ada solusi hakiki untuk mengatasinya. Menurut Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kalimantan Selatan, luas total sementara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel mencapai 163,15 hektare. Tim BPBD menghimpun data bahwa sebagian wilayah pada satu kota dan enam kabupaten di Kalsel dilanda karhutla (kumparan.com/25 Juni 2023).

Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan ini disebabkan karena masalah klise, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat. Aktivitas masyarakat mengolah lahan perkebunan dengan menggunakan metode tebas-bakar (slash and burn) juga menjadikan penyebab kebakaran hutan. 

Masyarakat memilih metode tersebut karena mempertimbangkan beberapa hal, seperti keterbatasan tenaga kerja, keterbatasan modal. Alhasil, pembakaran menjadi salah satu cara menyiapkan  lahan perkebunan yang paling mudah dan murah. 

Sayangnya, pembukaan lahan dengan cara membakar ini berisiko meluas sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Maka dari itu, perlu metode penyiapan lahan tanpa bakar (zero burning) sebagai solusi yang harus diterapkan. Akan tetapi, diperlukan alat-alat mekanis yang mahal. Di sinilah peran pemerintah untuk menjadi pendukung agar pembukaan lahan tanpa pembakaran bisa terwujud. 

Gagalnya edukasi masyarakat juga menjadi pendukung problematika kebakaran hutan ini terus berlanjut. Di sisi lain, perilaku masyarakat bisa jadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya yang tidak dijamin negara. Sementara, negara justru dengan mudah memberikan konsesi hutan pada perubahan besar, terlebih adanya kebutuhan untuk memperbanyak perkebunan sawit yang menjadi sumber biofuel. 

Solusi Tambal Sulam Tidak Menyelesaikan Masalah

Untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) sudah mengerahkan ratusan pasukan dan semua peralatan yang ada untuk memadamkan api. Namun, upaya ini belum mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan secara tuntas, bahkan selalu berulang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah perlu pengkajian ulang karena belum mampu mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan.

Solusi Islam dalam Menyelesaikan Persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan

Islam memberikan tuntunan tentang kewajiban rakyat untuk menjaga keselamatan manusia dan juga alam, di antaranya menjaga kelestarian hutan dan lahan. Semuanya didasari keimanan bahwa menjaga kelestarian hutan adalah kewajiban, maka rakyat tidak akan dengan mudah melakukan pembakaran hutan dan lahan yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan warga dan terganggunya penerbangan.

Tentu saja hal ini akan sangat merugikan dan membahayakan. Kesadaran untuk menjaga kelestarian hutan ini akan terwujud melalui sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam. Dalam hal ini dengan penerapan Islam secara kaffah sebagai solusinya.

Islam mengharuskan negara untuk melakukan langkah antisipasi secara komprehensif dan totalitas sebagai bentuk tanggung jawab negara untuk mencegah kemadharatan bagi semua pihak dan menjamin kesejahteraan rakyat.

Dengan penerapan Islam kaffahlah persoalan kebakaran hutan dan lahan akan teratasi secara tuntas sampai ke akar-akarnya. Dengan sistem Islam, negara akan betul-betul  meriayah kelestarian hutan dan lahan ini dengan sebaik-baiknya, jangan sampai merugikan rakyat. Sudah saatnya umat sadar bahwa hanya dengan sistem Islamlah problematika kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi ini akan dapat terselesaikan.


Oleh: Mery Isneini, S.Pd.
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :