HAJI DAN KHILAFAH - Tinta Media

Rabu, 05 Juli 2023

HAJI DAN KHILAFAH

Tinta Media - 

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ


"Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, kemuliaan, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."_


Hari ini (Selasa, 27/6) Jama'ah Haji melakukan wukuf di Arafah. Sekitar pukul 17.00 WIB, sambil menunggu saat buka puasa penulis melihat siaran langsungnya via kanal Youtube. Jama'ah haji melantunkan kalimat talbiyah secara berulang, saat berada di Padang Arafah.

Bersamaan dengan aktivitas wukuf di Arafah tersebut, kaum muslimin se dunia melaksanakan ibadah Shaum Arafah. Puasa yang balasannya diampuni dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.

Ada redaksi talbiyah yang saat ini diabaikan substansinya oleh kaum muslimin. Ya, 'Sesungguhnya segala puji, kemuliaan, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu'.

Saat ini, kekuasaan tidak  lagi hanya milik Allah SWT. Di dunia ini, kekuasaan dibagi menjadi dua.

*Pertama,* ada kekuasaan yang menjadi milik rakyat dengan konsep kedaulatan rakyat. Allah SWT tak punya kekuasaan, hukum-Nya ditelantarkan. Allah SWT memiliki banyak sekutu.

Kekuasaan model ini diterapkan dalam sistem pemerintahan demokrasi. Semua negara yang mengadopsi sistem demokrasi menuhankan hukum rakyat, sekaligus mencampakkan hukum Allah SWT. Kekuasaan Allah SWT dipinggirkan.

*Kedua,* ada kekuasaan yang menjadi milik raja dan para kaisar dengan konsep kedaulatan raja. Raja dan Kaisar menjadi sumber hukum, sumber kedaulatan, penguasa atas seluruh rakyat.

Kekuasaan model ini diterapkan dalam sistem kerajaan dan kekaisaran. Kekuasaan Raja lebih dominan ketimbang kekuasaan Allah SWT.

Substansi kalimat talbiyah tidak wujud dalam sistem ini. Hukum Allah SWT dicampakkan, kekuasaan Raja lebih tinggi ketimbang kekuasaan Allah SWT.

Berbeda dengan sistem demokrasi dan kerajaan, dahulu kaum muslimin memiliki negara Khilafah yang benar-benar menerapkan hukum Allah SWT. Kekuasaan hukum Allah SWT benar-benar wujud nyata. Al Qur'an dan as Sunnah benar-benar diterapkan.

Karena itu, kalimat talbiyah hanya akan wujud substansinya, terutama substansi kekuasaan dan kemuliaan itu hanya milik Allah SWT, saat kaum muslimin kembali memiliki Negara Khilafah. Haji hanya akan bermakna substansinya, yakni ketundukan, ketaatan, dan pengakuan hanya Allah lah penguasa segalanya, pemilik kemuliaan, ketika kaum muslimin kembali menerapkan hukum-Nya melalui tegaknya Daulah Khilafah.

Karena dalam Khilafah, kedaulatan ditangan Syara'. Khilafah berfungsi untuk menerapkan kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, sekaligus mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru alam. Khilafah akan mampu mewujudkan konsepsi kekuasaan dan kemuliaan hanyalah milik Allah SWT semata.  Tidak ada tuhan kecuali Allah, tuhan seru sekalian alam. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
https://heylink.me/AK_Channel/
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :