Tinta Media - Pakar Ekonomi Islam Dr. Yuana Tri Utomo mengingatkan agar pengusaha muslim harus menghindari kapitalisme karena jika dirupakan sebagai benda maka kapitalisme seperti babi najis.
“Karena kapitalisme itu kalau dirupakan benda itu seperti najis. Kalau dirupakan benda itu semacam babi yang najis. Tapi karena kapitalisme itu konsep maka najisnya konsep itu harus kita hindari juga,” paparnya dalam Kajian Politik dan Ekonomi dengan tema “Pasar Dalam Sistem Kapitalis vs Pasar Dalam Sistem Ekonomi Islam” pada kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Sabtu (24/6/2023).
Dr. Yuana menggagas ada tiga hal penting yang harus dilakukan oleh para pengusaha muslim yang juga sekaligus sebagai pelaku pasar agar terhindar dari praktek kapitalisme di atas.
Pertama, seorang ekonom atau pebisnis muslim harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep pemikiran ekonomi Islam yang istiqroi, yang sistemik.
“Yang kedua, berusaha sekuat tenaga perilaku ekonomi dalam muamalah-muamalah hariannya selalu terikat dengan syariat. Ini wilayah mikro,” ujarnya. Dr. Yuana mengingatkan para pengusaha muslim agar selalu memiliki kesadaran bahwa perdagangan, bisnis yang mereka lakukan harus selalu terikat dengan syariat Islam.
“Bukan semata-mata kepentingan pasar, bukan semata-mata tuntutan audiens, tidak. Tapi ini semata-mata karena perintah Allah SWT. Harus ada idrak silah billah-nya sehingga aktivitas muamalahnya jadi aktivitas ibadah karena ada unsur pemahaman yang didasari oleh ini perintah Allah SWT,” tegasnya.
Yang ketiga, lanjutnya, seorang pengusaha muslim selain harus selalu terikat dengan syariat Islam dalam muamalah-muamalah hariannya juga harus kritis dengan kebijakan pemerintah. Ini adalah wilayah makro.
Misalnya, pemerintah berusaha mengundang investasi-investasi dari luar negeri untuk membangun IKN atau pemerintah yang mengekspor pasir laut. “Ini harus kita kritik, bahaya,” sergahnya.
Dr. Yuana menyertakan agar kritik yang dilakukan juga harus dibarengi dengan memberikan pembanding atau tanggapan dari pandangan Islam.
Yang terakhir, Dr. Yuana memberikan catatan bahwa hal yang juga tidak boleh dilupakan oleh seorang pengusaha muslim adalah melakukan pembongkaran atas konspirasi kapitalisme yang telah mengakibatkan liberalisme ekonomi.
“Ini harus kita bongkar untuk kemudian kita menuntut pengawasan oleh negara sebagaimana peran negara dalam ekonomi Islam,” pungkasnya. [] Hanafi