Tinta Media - "Sesungguhnya apa yang dibutuhkan oleh negeri ini bukan hanya sekedar reformasi, tapi butuh mengganti asas yang menjadi dasar, dalam arti bahwa negeri ini tidak bisa terus berharap kepada sekularisme," tutur Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus To The Point: Reformasi Tanpa Islam Gagal Total! Ahad (5/6/2023 ) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, reformasi yang itu terjadi karena kegerahan masyarakat terhadap pemerintahan orde baru, yang pada puncaknya Tahun 98. Kemudian era pemerintahan orde baru dihentikan dan digantikan dengan yang disebut reformasi.
"Jika menilik tujuan reformasi adalah menghentikan pemerintahan orde baru, tentu itu sudah berhasil, tapi apakah setelah itu keadaan menjadi lebih baik ataukah tidak?" tanyanya.
UIY mengatakan, orde baru diganti dengan salah satu alasannya itu karena korupsi. Setelah reformasi itu memang korupsi sempat menurun, ditunjukkan oleh indek persepsi korupsi sempat di angka 20, semakin kecil semakin bagus, bahkan sempat di angka 18.
"Era reformasi ini sempat memberikan harapan tapi kemudian itu dibajak oleh mereka-mereka yang memiliki kepentingan.
Terlebih di era rezim yang berkuasa saat ini. Berdasarkan data index korupsi, selalu menunjukkan di angka 40. Bahkan di tahun 2019 puncak tertingginya itu hampir di angka 40 ini.
Hal ini, kata UIY, menunjukan bahwa reformasi yang bertujuan menghilangkan praktik korupsi yang menjadi pangkal dihentikannya kekuasaan orde baru itu tidak lebih bagus. Bahkan banyak orang menyebut korupsi di era reformasi saat ini, korupsi semakin menjadi jadi.
"Kegagalan besar Reformasi saat ini terlihat dari korupsi tidak dilakukan oleh satu titik seperti masa orde baru, tapi saat ini korupsi dilakukan oleh semua lini dari pusat sampai daerah," pungkasnya.[] pakas Abu Raghib