Tinta Media - Sesaat setelah pelaksanaan diskusi hari ulang tahun Mega Bintang ke-26 (Ahad, 11/6), Pak Tresno Subagyo mengirimkan ucapan terima kasih kepada penulis. Penulis yakin, narasumber lainnya juga mendapatkannya.
Dalam pesan tersebut, terlampir sejumlah narasumber dan tokoh undangan yang disebut diawal ucapan, sebagai pengantarnya. Ada nama Prof. DR. M. Amin Rais, DR. Syahganda Nainggolan, KH. Syukri Fadholi, Mayjend TNI (Purn) Tan Aspan, Mayjend. TNI (Purn) Dedy S Budiman, HM. Rizal Fadillah, DR. M. Taufiq SH. MH, Pal Syafril Sjofyan, Bang Edy Mulyadi, dan yang lainnya.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Korem Warastratama, Kepolisian Republik Indonesia Resort Kota Surakarta, Kepolisian Republik Indonesia Sektor Serengan, Koramil Serenga hingga Linmas Kelurahan Jayengan.
Dalam ucapan yang dikirim, segenap Panitia HUT Mega Bintang ke 26 Tahun 2023 mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak, atas berkenannya berpartisipasi pada acara yang diselenggarakan pada Ahad, 11 Juni 2023, Jam : 09.00 - 12.00 WIB, Di Gedung Umat Islam Kartopuran, Solo.
Pak Rus Utaryono selaku Ketua dan Pak Mudrick Setiawan Malkan Sangidu selaku Ketua Dewan Pembina, juga turut dilampirkan namanya sebagai pihak yang turut mengucapkan terimakasih.
Sebenarnya, penulis juga mengucapkan terima kasih karena diberi kesempatan untuk bersilaturahmi ke Solo, hingga diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan penulis atas tema ulang tahun yang memang seksi. 'Rakyat Bertanya Kapan People Power' adalah tema yang sangat relevan dengan kondisi kekinian.
Penulis merasa mendapatkan energi luar biasa, hadir dalam suasana penuh semangat, berkumpul dengan tokoh-tokoh pemberani dan dibersamai oleh para peserta undangan yang juga pemberani. Aura keberanian itu begitu nampak sangat kontras pada wajah-wajah aktivis yang datang menyesak di gedung umat Islam di Kartopuran.
Bahkan, penulis juga bertemu Ustadz Andri Kurniawan dari Malang, dan Ustadz Rahmat Mahmudi dari Kediri. Sejumlah tokoh Jatim sengaja hadir, karena tema acara memantik ghiroh perlawanan.
Setahun yang lalu Ustadz Rahmat Mahmudi dari PUI Jatim telah menggelorakan seruan agar MPR segera memakzulkan Jokowi. Sedangkan Ustadz Andri Kurniawan berharap acara serupa bisa digelar di Jatim. Beliau merekomendasikan Madura sebagai sentral awal kegiatan, dan bergulir ke kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
Ah, rasanya ingin selalu hadir dalam acara serupa minimal seminggu sekali. Kalau acara serupa minimal seminggu sekali dilakukan, maka proses pematangan perubahan yang oleh Pak Mudrick diibaratkan 'Ibu Pertiwi sedang hamil tua' akan cepat menuju proses kelahirannya. Karena itu, dibutuhkan dokter-dokter dan bidan-bidan tanggap darurat atas berbagai dinamika dan kemungkinan besar yang terjadi di negeri ini.
Pembaca yang Budiman kalau saja hadir di acara Mega Bintang di Solo, pastinya juga akan turut merasakan ghirahnya. Siapapun yang biasanya hanya ramai berdialektika di GWA, akan mendapatkan energi baru dan harapan akan perubahan yang besar yang terjadi di negeri ini.
Dalam pertemuan offline, konsolidasi lebih terasa. Ikatan batin lebih kuat. Asa akan masa depan dan cita perubahan, lebih bergelora.
Meski diselenggarakan sejumlah aktivis gaek, tapi acaranya tersusun rapih. Pembawa acara ok, koreografi acara melalui dirijen yang memimpin lagu oke, dan tentu saja moderatornya sangat oke.
Pak Rus Utaryono sangat apik dan elegan memimpin diskusi. Beliau membatasi penyampaian pandangan sekira 7 menit, mengingat banyak yang hadir sebagai narasumber resmi maupun tambahan. Hanya nampaknya ada narasumber yang keasyikan sehingga lupa waktu, dan penyampaian melebar dari tema.
Sepulang dari acara, penulis kembali berbahagia karena telah disiapkan SOP daging sapi lezat racikan Abi Mudriq Al Hanan di Gentan. Masyaallah, menambah nikmatnya suasana perjuangan di Solo.
Terakhir sebagai penutup, terima kasih kepada Mega Bintang yang telah berkenan mengundang penulis. Mohon maaf jika ada kata-kata dan sikap yang kurang berkenan. Semoga, dalam waktu yang tidak terlalu lama, bisa berjumpa dalam aksi besar untuk menjatuhkan kekuasaan yang zalim, yang telah menyengsarakan rakyat di negeri ini. [].
Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat, Sastrawan Politik