Tinta Media - Pengamat Hubungan Internasional dari Geopolitical Institute Hasbi Aswar menilai dunia Islam begitu pragmatis dalam merespon konflik Rusia dan NATO.
"Saya kira yang dunia Islam sekarang inginkan itu, jadi betul-betul pragmatis," ujarnya dalam acara Kabar Petang: NATO vs Rusia, Senin (19/6/2023) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, sikap pragmatis dunia Islam karena loyalitas dunia Islam sekarang bukan kepada Islam, tapi kepada nasionalisme, sekularisme, liberalisme dan isme-isme yang bukan dari Islam.
Ia mengatakan dunia islam sekarang tidak punya kekuatan apa-apa dan bergantung pada negara-negara besar yang sedang berkonflik yakni Cina, Amerika, termasuk Rusia.
Ia memipai dunia Islam tidak akan bertindak lebih jauh karena filosofinya bukan islam. "Kalau basis filosofinya Islam kan pasti modelnya amar ma'ruf nahi mungkar. Kalau amar naruf nahi mungkar itu pasti tidak akan tenang hatinya, tidak akan tenang jiwanya, ketika melihat orang-orang lain itu menderita dan tersiksa dan menjadi alat adu domba politik," bebernya.
"Akhirnya, kita hanya bisa mengamankan kepentingan masing-masing dan cuma bisa menyerukan hentikan perang lindungi warga," lanjutnya.
Ia mengungkapkan, hal ini berbeda di era-era kekuatan Islam masih kuat dulu. Bukan hanya bersuara namun juga melakukan aksi-aksi nyata.
"Saya kira itulah hal yang menyedihkan di dunia islam. Jadi, kondisi Ukraina sekarang itu, tidak jauh beda. Kondisi dunia islam tidak lebih baik daripada kondisi Ukraina ataupun dunia islam lain yang sedang terpuruk seperti Rohingya ataupun Xinjiang, tapi dengan wajah yang lain," pungkasnya. [] Setiawan Dwi