Prof. Daniel: Al Zaytun Sesat, Bagian Operasi Intelijen? - Tinta Media

Senin, 26 Juni 2023

Prof. Daniel: Al Zaytun Sesat, Bagian Operasi Intelijen?

Tinta Media - Menanggapi tuduhan bahwa Al Zaytun sesat, Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November Prof. Daniel M. Rosyid memperkirakan hal itu sebagai bagian dari operasi intelijen.

“Jadi saya kira ini yang kita mesti waspadai bahwa, kalau ini dikaitkan dengan kriminalisasi khilafah, saya kira  bisa saja dikait-kaitkan. Tapi saya kira, saya melihatnya ini sebagai satu bagian dari operasi intelijen sebetulnya adalah untuk adu domba di kalangan umat Islam,” tuturnya pada perspektif: Al Zaytun Sesat, Waspadai Pintu Kriminalisasi Khilafah Ajaran Islam? Di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD), Jumat (23/6/2023).
 
Hal ini buruk bagi kepentingan dakwah. Tapi menurutnya itu juga sekaligus  menyadarkan umat Islam bahwa pemikiran-pemikiran yang eksklusif itu bisa tahu kita membutuhkan sekolah-sekolah yang lebih inklusif. “Butuh sekolah yang inklusif, tidak terlalu elitis, di mana kelompok-kelompok warga yang tidak mampu bisa bersama-sama belajar,” jelasnya. 

“Saya kira ini jauh lebih baik dari pada membentuk lembaga secara eksklusif,” imbuhnya menegaskan.

Ia melihat umat Islam membutuhkan suatu layanan, terutama kelas menengah yang mulai banyak sejak awal tahun 90-an. “Itu kelas menengah muslim sudah mulai banyak. Mereka mendambakan layanan pendidikan yang lebih modern yang mungkin lebih tidak cukup dengan sekolah-sekolah negeri tapi butuh sekolah-sekolah swasta yang menyentuh,” paparnya.
 
Tapi ia menambahkan bahwa ini gejala yang mesti diwaspadai karena semakin parah keadaannya akhir-akhir ini. “Karena semakin eksklusif itu semakin parah dan itu sebenarnya berbahaya bagi perkembangan warga muda,”

Menurutnya, mereka membutuhkan platform ruang belajar yang lebih egaliter sehingga mereka bisa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh saudara mereka yang lebih miskin. Sekolah eksklusif itu bagi mereka menjadi sangat elitis sehingga mereka kemudian diasikkan dengan wisuda, kunjungan ke luar negeri dan sebagainya. “Gaya hidup anak-anak di sekolah elit cenderung elistis lebih konsumeristik  dan Saya kira tidak mendidik,” pungkasnya. []Raras
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :