Tinta Media - Dalam rangka meningkatkan kualitas para pemuda yang ada di sekolah dan pesantren, Bupati Bandung Dadang Supriatna berjanji akan terus memberikan dukungan. Sebab, jumlah penduduk mencapai 3,5 juta jiwa dan sebagian besar adalah generasi muda.
Menurut Dadang, para pemuda adalah penerus bangsa yang sangat luar biasa. Hal itu dosa saat menghadiri Wisuda Tahun 2023 Pondok Pesantren Tahfidz, Kitab dan Dakwah DTA, TK, SDIT, SMPIT, SMAIT Addzimat Da'i Indonesia di Jalan Cipasir, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan memberikan bantuan hibah sebesar Rp250 juta. Bantuan tersebut akan digunakan untuk kegiatan pendidikan para pemuda calon pemimpin mendatang. Beliau (Dadang Supriatna) berharap bahwa para pelajar/siswa itu mengenyam pendidikan di lingkungan sekolah maupun pesantren agar ilmu yang sudah didapatkan bisa dimanfaatkan. (iNewsBandungRaya.id)
Seperti kita ketahui bahwa pemuda adalah tonggak perubahan. Seorang pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Namun, faktanya sungguh jauh panggang dari api.
Di dalam sistem pendidikan sekuler hari ini, pemuda justru sangat jauh dari pemahaman Islam yang benar, bahkan sengaja dijauhkan dari Islam.
Dengan massif, mereka mengiring pemuda untuk menjadi muslim yang moderat, toleran, dan ramah terhadap pemahaman Barat. Paham sekularisme liberal menjadikan agama hanya ada dalam ibadah ritual saja. Sedangkan dalam hal muamalah, mereka (pemuda) cenderung bebas, bahkan tidak mau diatur oleh agama.
Wajar jika kita melihat pemuda sekarang perilakunya makin brutal dan arogan. Mereka mudah tersulut emosi dan berbuat hal-hal yang tidak pantas, seperti pacaran, mengonsumsi miras, dan narkoba. Tidak sedikit juga yang melakukan pelecehan seksual, tawuran pelajar, dan lain-lain.
Dengan paradigma sistem pendidikan kapitalis sekuler, para pelajar atau pemuda dididik hanya untuk dijadikan pekerja/karyawan bagi para konglomerat/pengusaha. Pendidikan yang didapat juga tidak menuntut untuk dikerjakan, tetapi hanya sekadar pengetahuan untuk mendapatkan ijazah dan mencari pekerjaan.
Paham sekularisme telah mencengkeram erat para pemuda. Tidak aneh jika keadaan hari ini semakin menghawatirkan saja. Kebebasan berperilaku serta tidak peduli halal haram seolah sudah menjadi hal yang lumrah. Mereka enggan diatur oleh agama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berbuat semaunya. Kondisi ini diperparah dengan keimanan yang lemah dan minimnya pendidikan agama, juga kontrol dari orang tua, masyarakat, dan negara.
Jelaslah bahwa sistem pendidikan sekuler tidak akan melahirkan generasi yang cemerlang sebagai tonggak perubahan, melainkan semakin jauh dari nilai agama dan merapuhkan mental. Karena itu, banyak kekacauan dan masalah yang terus-menerus terjadi.
Ternyata, memasukkan remaja ke sekolah Islam atau pesantren tidak menjamin bagusnya akhlak dan bangkitnya seseorang. Kebangkitan Pendidikan juga nihil tercapai dalam sistem pendidikan sekuler, karena sistem ini adalah sistem buatan manusia yang berlandaskan akal semata. Karena itu, sistem ini tidak akan pernah bisa menjadi solusi hakiki. Walaupun telah banyak anggaran yang dikeluarkan dalam rangka meningkatkan kualitas pelajar/pemuda, tetap tidak bisa mengubah hal tersebut.jika kita masih dalam sistem pendidikan sekuler.
Berbeda halnya dengan sistem pendidikan Islam. Paradigma pendidikan dalam sistem Islam adalah pendidikan yang berlandaskan pada akidah Islam. Sumber kurikulumnya juga berasal dari Al-Qur'an dan sunnah sebagai tuntunan dari Allah Swt. untuk keselamatan manusia.
Pendidikan agama sangat diprioritaskan sebagai hal sangat penting untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini dilakukan tanpa meninggalkan pendidikan tentang teknologi dan sains.
Adapun tujuan pendidikan dalam sistem Islam adalah untuk pendalaman akidah secara intensif agar membentuk pemuda dan pelajar yang mempunyai pola pikir dan pola sikap sesuai syariat Islam.
Hal ini dilakukan karena para pelajar menjadi manusia yang berkualitas sebagai pemimpin yang mampu melihat, memberi solusi ketika ada permasalahan di tengah masyarakat. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia sesuai dengan fitrah manusia, yaitu membentuk manusia agar merasa takut kepada Allah dan merasa diawasi oleh Allah Swt, serta tegas menegakkan kebenaran tanpa kompromi dan pandang bulu.
Di samping itu, pendidikan tentang sains dan teknologi tidak lantas dilupakan, agar bisa mengelola sumber daya alam sesuai dengan yang Allah perintahkan. Pendidikan Islam akan menghantarkan pemahaman bahwa belajar atau menuntut ilmu adalah bentuk ibadah yang wajib dilakukan semata-mata untuk menggapai ridho Allah Swt..
Islam juga sangat memperhatikan masalah sarana prasarana yang memadai sehingga pelajar akan merasakan kenyamanan dalam belajar. Biaya pendidikan bagi muslim maupun non-muslim (yang tunduk diatur oleh Islam) kaya atau miskin pun terjamin. Mereka mendapatkan hak yang sama.
Dalam sistem Islam, guru akan mendapatkan gaji yang sangat besar. Hal ini sangat diperhatikan oleh Khalifah sebagai pengurus urusan rakyat.
Dengan paradigma pendidikan seperti ini, maka lahirlah generasi muda yang cemerlang dengan iman yang kuat. Pemuda memiliki keberanian dan semangat juang tinggi dalam dakwah dan jihad tanpa merasa takut. Maka, ketika kita menginginkan pemuda, para pelajar di pesantren menjadi pemuda tonggak perubahan adalah dengan diterapkan Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.
Wallahu a'lam bishawab
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media