Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan di Indonesia - Tinta Media

Kamis, 15 Juni 2023

Menyoal Lemahnya Ketahanan Pangan di Indonesia

Tinta Media - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pemerintah akan  menyiapkan lahan tanam kedelai seluas 10 ribu hektare untuk mendukung ketersediaan pasokan kedelai dalam negeri. Menurutnya, gerakan tanam kedelai di Indonesia harus selalu digalakkan agar ketersediaan kedelai bagi pelaku ekonomi dapat terpenuhi. Gerakan tanam kedelai  diharapkan mampu membuat ketersediaan kedelai melimpah dan harganya murah  sehingga dapat menekan impor kedelai (republika.co.id).

Sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional juga terus mendorong peningkatan keberagaman konsumsi pangan masyarakat. Hal ini bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional yang mengedepankan keberagaman konsumsi pangan dan keterpenuhan gizi masyarakat.

Ironisnya, seperti dilansir dalam katadata.co.id, anggaran pangan hanya dikucurkan 0,6% dari total anggaran negara untuk bidang pangan. Ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Saat ini swasembada pangan menghadapi tantangan besar, juga tidak semua lahan  yang tersedia di dalam negeri dapat menjadi area pertanian. Tantangan yang dihadapi produksi pertanian nasional di antaranya adalah minimnya penggunaan teknologi, kurangnya regenerasi, dan ekosistem.

Hal ini bukan kali pertama, apa yang diinginkan pemerintah dengan aplikasinya jauh panggang dari api. Apabila ketahanan pangan memang menjadi orientasi, seharusnya kucuran dana besar untuk riset maupun intensifikasi pertanian menjadi fokus utama. Realitasnya, pemerintah hanya membicarakan target, tetapi aplikasinya kembali diserahkan kepada individu petani lagi. Apabila mereka ‘gagal’ memproduksi kebutuhan pangan dalam negeri, maka justru kran impor yang dibuka untuk menutup kerurangannya.

Ketahanan pangan merupakan sebuah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. 

Ketahanan pangan sejatinya merupakan persoalan penting bagi suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan ketersediaan pangan maupun sulitnya akses pangan dapat menyebabkan stunting pada balita yang akan memengaruhi tumbuh kembang mereka. 

Lebih jauh lagi, ketahanan pangan termasuk salah satu poin yang harus dimiliki ketika sebuah negara ingin berdaulat dan diakui dalam kancah internasional. Ketika kebutuhan pangan dalam negeri harus dipenuhi dengan impor, bisa kita bayangkan bahwa akan ada banyak negara yang bisa memainkan kepentingan mereka dengan imbalan pasokan pangan tadi. Imbasnya, pasti negara tak lagi merdeka menentukan arah politik luar negerinya.

Terwujudnya ketahanan pangan membutuhkan anggaran yang cukup dan sarana teknologi yang memadai untuk dapat memanfaatkan lahan pertanian yang ada. Peningkatan produksi pertanian pastinya perlu benih-benih unggul yang dihasilkan melalui sekian banyak riset. Demikian pula untuk perawatan dan proses produksi dalam lahan pertanian yang luas akan memerlukan alat-alat modern yang mendukung efektifitas produksi. 

Maka, untuk mewujudkan semuanya diperlukan kucuran dana yang tidak sedikit dan perhatian serius dari pemerintah untuk mengendalikan semua pihak terkait.

Di atas itu semua, tentunya diperlukan pemerintahan yang benar-benar berorientasi pada pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pemeliharaan kepentingan mereka. Maka, siapakah selain pemimpin muslim yang hidup dalam sistem Islam yang mampu mewujudkannya?

Islam telah memberikan jalan kepada para pemegang urusan kaum muslimin (penguasa) untuk memelihara urusan-urusan mereka. Syariat mewajibkan para penguasa untuk mengelola kepemilikan umum yang menguasai hajat hidup orang banyak agar bisa dipergunakan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Misalnya, pengelolaan tambang-tambang besar yang kemudian hasilnya bisa dipergunakan untuk membangun fasilitas jalan raya, sekolah, maupun rumah sakit. 

Terpenuhinya fasilitas pendidikan dan rumah sakit yang murah atau bahkan bebas biaya tentunya akan meningkatkan daya hidup masyarakat guna memenuhi kebutuhan pokok mereka. 

Fasilitas jalan yang memadai juga mempermudah distribusi hasil pertanian, peternakan, maupun pertanian agar merata ke semua wilayah. Apalagi jika ditunjang dengan penyediaan BBM dengan harga murah, ini akan mendorong masyarakat untuk semakin semangat melakukan aktivitas ekonomi.

Di sinilah tampak bahwa Islam menjadikan pembentukan sumber daya manusia berkualitas sebagai hal penting.
Demikian juga kesejahteraan seluruh rakyatnya. Ini terbukti dengan serangkaian syariat yang mengatur berbagai macam pengelolaan kebutuhan manusia tadi. 

Islam memiliki metode terbaik untuk menyelesaikan seluruh persoalan hajat hidup manusia dengan cara menerapkan syariat Islam secra menyeluruh dalam institusi negara. Wallahu a’lam.

Oleh: Desi Dwi A., S.P.
Pengajar



Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :