Tinta Media - Tukang becak yang menambal sendiri jalan berlubang di Lamongan Jawa Timur agar anaknya tidak celaka, mendapat tanggapan dari Muslimah Media Center (MMC).
"Kisah ini seperti pola yang berulang. Penanganan perbaikan infrastruktur di negeri ini terkesan lambat. Baru direspon setelah viral di media sosial," ungkap narator dalam program Hitam Putih Kehidupan: Tukang Becak Tambal Sendiri Jalan Berlubang Agar Anaknya Tak Celaka di kanal YouTube Muslimah Media Center, Kamis (1/6/2023).
Menurutnya, jalan adalah sesuatu yang vital, yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melancarkan keperluannya dalam rangka memenuhi hajat hidupnya.
Ia menilai, infrastruktur jalan yang rusak tidak segera diperbaiki ini terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalisme. "Dalam sistem kapitalis penguasa tak bertanggungjawab penuh dalam mengurus rakyatnya," ujarnya.
"Hal ini diperparah dengan sistem politik serta birokrasi yang berbelit-belit dan membuat penguasa semakin lambat dan tidak serius dalam melakukan pelayanan,” tambahnya.
Ia menyebutkan pendanaan untuk perbaikan jalan umum pun tergantung kepentingan dan perhitungan bisnis pihak swasta. Dalam perencanaan pembangunan jalan misalnya perencanaan perkerasan dan pemilihan kualitas material dipilih berdasarkan konsep profit. Penguasa lebih mengutamakan anggaran yang minimal dengan kualitas material yang kurang baik.
“Akibatnya jalan jadi mudah rusak dan berlubang. Inilah paradigma kapitalis yang memosisikan negara sebagi pelaku bisnis. Yang bekerja sama dengan pihak kapitalis. Keselamatan dan kenyamanan rakyat tak pernah menjadi pertimbangan,” jelasnya.
Islam
Penanganan infrastruktur ini, menurut narator, berbeda dengan Islam. "Dalam Islam negara adalah raa’in atau pengurus dan penanggungjawab urusan rakyatnya," ungkapnya.
Negara, katanya, juga wajib menjamin infrastruktur yang berkualitas dan memadai bagi rakyatnya.
"Sehingga tidak terjadi dharar seperti kesulitan, penderitaan, kesengsaraan dan celaka yang menimpa masyarakat," pungkasnya. [] Sofyan Zulkarnaen