Tinta Media - Aktivis Dakwah, Adi Victoria mengungkap penyebab umat islam yang mayoritas di negeri ini belum meraih kekuasaan.
"Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utamanya, diantaranya," terangnya dikutip dalam kolom siyasah dakwah media Al wa'e edisi Dzulqaidah 1444/1-30 Juni 2023.
Pertama, umat islam baru menjadi objek, bukan subjek. Walaupun umat islam sebagai mayoritas di negeri ini, faktanya umat islam masih dijadikan sebagai objek politik, bukan sebagai subjek politik. "Artinya, umat ini bukan sebagai pelaku utama dalam aktivitas politik untuk meraih kekuasaan, namun hanya sebatas umat yang suaranya diinginkan," tegasnya.
Kedua, islam politik masih sebatas simbol. Adanya ustaz dan tokoh umat pada barisan calon pemimpin tersebut merupakan simbol politik umat islam. "Yang harus dilakukan oleh umat islam adalah melihat apakah visi dan misi calon pemimpin tersebut memang bertujuan untuk menerapkan islam saat berkuasa atau tidak," tandasnya.
Ketiga, partai politik islam kehilangan idealisme. Partai islam fokus pada kemenangan pemilu lalu bermacam _ushlub_ dan _washilah_ dilakukan untuk meraih dukungan demi menang pemilu. "Misalnya berkoalisi dengan partai politik yang sekuler, berkampanye dengan melanggar syariah islam, berpartisipasi dengan pemerintah yang sekuler, dll," terangnya.
Keempat, adanya tekanan politik yang kuat. Adi menegaskan, Ini membuat sebagian umat islam takut dan tidak mau menampakkan visi politik umat dan identitas politik islam dengan stigma negatif larangan politik identitas. "Jelas sekali yang diserang dalam propaganda politik identitas ini adalah umat islam," tegasnya.
Kelima, masih based on person not based on system. Umat masih berfokus kepada person, yakni sosok yang akan menjadi pemimpin. "Jangan sampai perubahan yang diinginkan malah tidak terwujud karena hanya fokus pada sosok pemimpin. Yang tadinya ingin mempengaruhi, malah ikut terpengaruh, inilah bukti kerusakan sistem demokrasi," ujarnya.
Keenam, terjebak hiruk pikuk pesta demokrasi. Tanpa ada kesadaran yang baik dan benar terkait hakikat perubahan membuat umat islam selalu terjebak pada hiruk pikuk pesta demokrasi. "Apalagi tahun politik menjelang pemilu senantiasa disampaikan propaganda 'satu suara anda sangat menentukan'," pungkasnya.[] Amar Dani