Tinta Media - Dua tahun lagi, Dadang Supriatna optimistis Kabupaten Bandung tidak butuh lagi TPA sampah. Menurutnya, TPA akan menjadikan lingkungan indah dan nyaman ditempati. Perekonomian juga bisa meningkat dengan bersihnya lingkungan.
Sebelumnya, gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah membentuk tim cekungan Bandung untuk menangani permasalahan sampah. Kebijakan itu ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Bandung dengan sasaran penanganan transportasi, banjir, dan tata ruang wilayah.
Permasalahan sampah yang tak pernah terselesaikan ini terjadi karena tidak adanya perhatian khusus dari negara, serta tidak adanya kebijakan untuk melindungi lingkungan menjadi bersih. Karena itu, mereka menjadikan TPA sebagai solusi akhir sehingga sampah semakin menumpuk, bahkan kian menggunung.
Selain itu, aturan atau kebijakan yang diterapkan pemerintah kepada masyarakat yang telah melanggar dengan membuang sampah sembarangan, sama sekali tidak menimbulkan efek apa pun. Masyarakat seakan tak peduli dengan sanksi yang ditetapkan terhadap pelaku pembuang sampah sembarangan.
Problematika sampah ini sejatinya bukan sekadar masalah lingkungan saja. Namun, ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Sejatinya, permasalahan sampah ini bukan hanya bertumpu pada konsumen saja, tetapi masalah utamanya ada pada produsen yang secara terus-menerus memproduksi bahan-bahan yang tidak bisa didaur ulang.
Selain itu, penumpukan sampah juga terjadi karena limbah perindustrian. Alhasil, dampak kerusakan dari pemupukan sampah ini begitu terasa oleh masyarakat, seperti pencemaran sungai yang bisa mengakibatkan banjir, polusi udara yang disebabkan asap pembakaran sampah yang berdampak pada kesehatan ataupun pencemaran lingkungan, sehingga terlihat jorok dan kumuh.
Semua permasalahan ini terjadi sebab masyarakat terbiasa hidup dengan sistem kapitalistik yang tidak mampu memilih mana kebutuhan dan mana keinginan. Yang dipikirkan hanya bagaimana cara meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari para korporat. Alhasil, apa pun upaya pemerintahan dalam menanggulangi permasalahan sampah ini, pada akhirnya akan menemui jalan buntu.
Maka dari itu, harus ada kebijakan holistik untuk menuntaskan masalah lingkungan hingga ke akar-akarnya. Hal ini dimulai dari individu, masyarakat, hingga negara.
Islam adalah agama yang memecahkan masalah. Islam juga mampu memberika solusi bagi semua problematika kehidupan, termasuk masalah sampah ini. Islam mewajibkan seluruh manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memilih dan memilah kebutuhan dan keinginan, sehingga dengan kesadaran sendirinya masyarakat terhindar dari sifat konsumtif.
Setelah individu dan masyarakat, selanjutnya yang paling utama adalah negara harus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pola hidup hemat dan sederhana, serta membangun paradigma keimanan yang kokoh bagi masyarakat.
Atas dasar ini, masyarakat, baik produsen maupun konsumen akan senantiasa memperhatikan lingkungan dengan landasan keimanan. Jika keimanannya sudah tertancap dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita yakin bahwa semua aktivitas yang kita lakukan senantiasa akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Karena itu, ketika seorang muslim membeli sesuatu barang, maka selain faktor halal dan haram, ia tidak akan membelanjakan hartanya secara konsumtif. Oleh sebab itu, diperlukan solusi sistemik, yaitu penerapan ideologi Islam di dalam kehidupan untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini. Sebab, problematika sampah hanyalah problematika di hilir yang muncul akibat problematika yang terjadi di hulu, yaitu diterapkannya ideologi kapitalisme sekuler.
Wallahu'allam bishawab.
Oleh: Yuni Irawati
Ibu Rumah Tangga