Tinta Media - Ekonom dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Hatta menuturkan, bahwa Indonesia masih menjadi negara sapi perah dalam sistem kapitalisme.
"Indonesia masih menjadi negara sapi perah, sementara keuntungan banyaknya di luar negeri," ungkapnya dalam Kabar Petang: Eropa Jatuh, Cina Melambat, Rupiah Aman? di kanal YouTube Khilafah News pada Kamis (15/6/2023).
Ia menilai bahwa itulah kondisi yang akan terus terjadi pada ekonomi jika terus mengikuti kapitalisme dengan totalitas.
"Tidak akan ada solusi yang paripurna untuk bisa keluar dari permasalahannya, itu yang terjadi," ujarnya.
Ia membeberkan, misalnya ekspor ke Cina dalam bentuk bahan baku. Sementara Cina memproduksi produk jadi yang nilai tambahnya begitu tinggi.
"Indonesia mengimpor dalam bentuk mesin, alat komunikasi seperti handphone, laptop dan sebagainya. Jadi keuntungannya itu berlipat ganda bagi Cina," imbuhnya.
Ia menegaskan, apa artinya mati-matian bicara tentang industri ekspor dan impor, kalau tata kelola masih membebaskan eksportir dan importir yang kapitalistik, sepertinya tidak bisa berbuat banyak.
"Jadi apa yang bisa ditawarkan oleh ekonomi kapitalistik seperti itu? Mikirnya kok enggak ada. Maju kena, mundur kena," pungkasnya. [] Sofyan Zulkarnaen