Tinta Media - Akhir-akhir ini kita disodori berita tentang rencana konser besar dari sebuah band ternama asal Inggris, yakni "Coldplay". Bagi yang belum tahu tentang band ini, mungkin akan merespon dengan sewajarnya. Namun, berbeda halnya dengan para remaja, khususnya generasi millenials dan gen Z era sekarang yang tinggi antusiasnya dalam menyambut mereka.
Banyaknya respon para remaja di berbagai ranah sosial media sudah mencerminkan bagaimana keadaan remaja yang begitu "berminat" terhadap hal-hal berbau hiburan. Di sisi lain, sikap FOMO (Fear of missing out) yang sudah mulai merasuki jiwa remaja membuat mereka merasa ketinggalan jika tidak mengikuti hal terbaru.
Apa yang menyebabkan mental kaum muda menjadi seperti itu? Tak lain dan tak bukan karena arus liberalisme dan hedonisme (gaya hidup bebas dan kesenangan diri) akibat penerapan sekulerisme yang merasuk dalam diri mereka.
Sekulerisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga membebaskan manusia tanpa batas. Dapat kita lihat berdasarkan realitas yang terjadi saat ini, masyarakat bertindak secara bebas tanpa peduli dengan aturan agama, bahkan aturan dari agama yang dianutnya sendiri. Ini mencerminkan bagaimana penerapan sistem sekuler sangat memengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, termasuk kaum muda. Terlebih lagi dengan remaja yang memang memiliki sifat ingin mengeksplor kehidupan dengan sebebas-bebasnya, termasuk dalam aspek hiburan.
Pemuda sejatinya ialah generasi yang menjadi tonggak peradaban, pembawa perubahan ke arah yang lebih baik dan berjaya. Namun, pemuda atau generasi saat ini lebih condong pada hal-hal "unfaedah" atau hal yang sia-sia serta tidak bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat. Itulah yang justru akan membuat kerusakan bagi diri pemuda, hingga merusak peradaban itu sendiri.
Kian hari, kita terus disodori dengan fakta-fakta yang mengiris hati. Kemaksiatan semakin merajalela. Ini tampak pada angka kriminalitas yang makin tinggi, juga berbagai kerusakan moral yang terjadi di semua lini kehidupan. Hal ini semakin menyulitkan masyarakat, termasuk pemuda, baik ketika menjadi korban atau pun sebagai pelaku kemaksiatan.
Hal tersebut seharusnya menyadarkan kita betapa sekulerisme (sistem pemisahan agama dari kehidupan) telah menjauhkan masyarakat dari fitrahnya sebagai manusia dan menghancurkan kehidupannya.
Maka, solusi dari seluruh cabang permasalahan ini adalah dengan kembali pada sesuatu yang sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia, yakni bersikap sami'na wa atho'na pada segala aturan Sang Khaliq, yakni Allah Swt. Inilah solusi sempurna dari seluruh permasalahan hidup manusia, termasuk pemuda.
Pemuda akan dibentuk sebagai generasi penerus umat Islam. Mereka disiapkan untuk menegakkan dan mengisi kehidupan Islam, dengan berpegang pada Al-Qur'an. Hukum-hukum di dalam Al-Qur'an diterapkan secara kaffah, sesuai dengan sunah Nabi saw. yang telah dicontohkan. Dengan begitu, kehidupan yang menjadikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, dapat kita rasakan.
Wallahua'lam bish shawab.
Oleh: Isnaeni Nur Azizah
Sahabat Tinta Media