Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menuturkan bahwa persaudaraan yang terbangun antara sesama Muslim bukanlah persaudaraan statis tapi persaudaraan dinamis.
"Persaudaraan ini bukanlah persaudaraan statis tapi persaudaraan dinamis yaitu hubungan yang diantara manusia itu bisa terjadi salah bisa juga khilaf," ujarnya dalam agenda liqo Syawal Selasa (2/5/2023) di Bogor.
UIY menilai, di tengah kehidupan kaum muslimin, terwujudnya persaudaraan antara sesama muslim satu dengan yang lainnya merupakan hal yang sangat penting. "Kaum muslim ini adalah bersaudara dan persaudaraan yang terbangun di dalamnya adalah lahir dari keimanan dan keyakinannya kepada Allah SWT," ungkapnya.
Ia menyampaikan sebuah kutipan pesan Allah SWT melalui lisan Baginda nabi Muhammad Saw, "Al-Insanu Mahalul Khoto wan Nisyan”, yang artinya bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa.
"Maka penting memastikan untuk menjaga hubungan kita ini dengan sebaik baiknya," tegasnya.
UIY juga menyampaikan sebuah pesan dari baginda Nabi Muhammad Saw yang sekaligus rumus untuk menjaga persaudaran dalam tiga hal. "Pertama, menjaga darah (ad dam'u), kedua, menjaga harta ( malu) dan ketiga, menjaga kehormatan ( surf). Muslim satu dengan muslim yang lainnya itu haram hartanya, darahnya dan kehormatannya," terangnya.
"Sepanjang kita menjaga persaudaraan ini dan berinteraksi dengan tidak mencederai satu diantara tiga hal itu. Insyaa Allah persaudaraan itu akan terjalin dan ini menjadi rumus universal," tandasnya.
Menurutnya, hal - hal yang kurang baik akan terjadi dikarenakan jika telah mencederai salah satunya. Allah SWT mewanti-wanti agar menjadikan hubungan diantara sesama manusia itu harus sama bagusnya seperti hubungan manusia dengan Allah SWT. Sehingga hubungan manusia dengan manusia lainnya serta hubungannya dengan Allah SWT harus dijaga.
"Manusia telah dididik dalam ibadah yg cukup panjang di bulan Ramadhan dalam rangka membina ketaqwaannya kepada Allah, yang itu merupakan hubungan dengan Allah, tetapi kita juga harus membina hubungan baik juga dengan manusia," jelasnya.
Menurutnya, jika salah satunya jelek pasti akan mendatangkan keburukan, maka dua - duanya harus bagus. Sifat jelek hanya akan menjadikan seorang muslim termasuk yang muflis atau yang rugi, yakni kerugian yang pada satu kondisi nanti mereka datang menghadap kepada Allah di hari kiamat dengan membawa pahala ibadah, shalat, haji, shaum, sedekah dan yang lainnya, sedangkan di sisi lain hubungan dirinya dengan manusia lainnya sangat buruk, mencela, menuduh, mengambil harta orang lain tanpa haq, menyakiti, membuli, bahkan bukan hanya itu tetapi sampai menumpahkan darah.
"Apa yg terjadi kepada yang demikian, orang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT tetapi buruk dengan sesamanya maka akan dihilangkan, diambillah pahala-pahala dari semua ibadah yang telah dilakukannya sampai habis, lalu setelah habis pahalanya kemudian diambil dosa-dosa dari orang-orang yang telah dizaliminya, sudahlah pahalanya habis ditimpakan pula segala dosa-dosa dari orang yang dizaliminya dan dimasukkan ke dalam neraka. Inilah orang yang bagus hubungannya dengan Allah SWT tetapi buruk dengan manusia, kebayang, apalagi jika kedua kedua - duanya buruk, tentu lebih bangkrut lagi," jelasnya.
Menurutnya, penting untuk mencamkan pesan dari baginda nabi Muhammad Saw, agar setiap muslim jangan sampai mencederai harta, darah dan kehormatan muslim satu sama lainnya.
"Semoga persaudaraan ini bisa kita jaga didasarkan pada landasan keimanan sehingga bisa mendatangkan kebkahan, kebersamaan, dan masuk surga bersama," pungkasnya.[] Pakas Abu Raghib.