Tinta Media - Menanggapi peristiwa penembakan di kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menyampaikan bahwa masyarakat mau tidak mau harus kritis kepada hukum.
“Mohon maaf, hari ini memang kita mau tidak mau harus berpikir kritis kepada hukum kita, karena sudah ada bukti,” ujarnya dalam Live: Penembakan Kantor MUI, Apa Motifnya? di kanal Youtube Ahmad Khozinudin Channel, Selasa (2/5/2023).
Dia mengatakan berkaca pada kasus Ferdi Sambo yang dalam rilis pertamanya tidak sesuai dengan fakta, namun setelah dikritik masyarakat dan tokoh, baru terjadi proses penyidikan dan ditemukan fakta adanya pembunuhan berencana.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa umat tetap harus menunggu dari lembaga resmi dari Polri terkait penembakan di kantor pusat MUI.
"Pertama kita menunggu kenapa ya pelaku ini kok bisa mati? Padahal dia yang bawa senjata, apakah ditembak oleh Polisi? Apakah terjadi tembak-menembak oleh Polisi dengan korban? Atau apakah dia kemudian bunuh diri dengan menembakkan senjatanya ke dirinya setelah melakukan penembakan secara acak di kantor MUI? Ini belum jelas nanti kita tunggu rilisnya," katanya.
Ia juga mempertanyakan terkait motifnya. "Apakah motifnya karena dia ingin dikeluarkan fatwa menjadi nabi bagi MUI? Apa motifnya jengkel, karena berulang kali tidak ketemu, akhirnya dia mengancam pakai pistol?" tanyanya.
“Dan yang paling penting adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah setelah kasus ini apa? itu akan menjadi benang merah sebenarnya kasus ini murni insiden atau ada desain,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwasanya bisa juga dicari informasi kebijakan yang akhirnya batal dikeluarkan yang akan menjadi kausalitas yang bisa saja kasus ini bukan insiden tapi desain.
"Siapa yang membuat desainnya? Wallahualam kita tunggu saja mari kita tunggu rilis yang resmi dari Polri dan kita akan analisis lebih lanjut motif-motif dari kasus ini,” katanya.
Dia berharap publik bisa mendapatkan satu fakta kronologis yang lengkap dan objektif. Sehingga bisa memberikan pemahaman dan pencerahan kepada publik.
“Dan yang paling penting mudah-mudahan ulama kita di Majelis Ulama Indonesia tidak kemudian menjadi khawatir dan takut dengan peristiwa ini tetap menugaskan tugas, tugas keulamaan mereka mewakili kepentingan umat umat di MUI,” harapnya.
Dia berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga harmoni kondisi, agar tidak terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum.
"Dan yang paling penting peristiwa ini tidak menjadikan kita khawatir ragu apalagi takut untuk tetap menyuarakan kebenaran untuk melakukan aktivitas Amar ma'ruf nahi mungkar," pungkasnya. [] Setiawan Dwi