Staycation, Modus Pelecehan Pekerja Perempuan - Tinta Media

Kamis, 11 Mei 2023

Staycation, Modus Pelecehan Pekerja Perempuan

Tinta Media - Bagai buah simalakama, seolah-olah kondisi itu dialami oleh beberapa buruh perempuan di Cikarang yang ingin kontrak kerjanya diperpanjang, tetapi dipersyaratkan harus mau diajak “staycation” oleh ‘bos nakalnya’. Menurut organisasi buruh, kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu, tetapi baru sekarang ada yang berani melaporkan ke pihak berwajib dan viral di medsos.

Syarat "staycation” atau ajakan untuk berbuat asusila bagi karyawati agar kontrak kerjanya diperpanjang, diinvestigasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat (Jabar) kepada dua perusahaan di Cikarang, Kabupaten Bekasi. (Republik.co.id, 7/5/2023)

Inilah kondisi miris perempuan di bawah sistem kapitalisme. Sudahlah mereka tidak mendapatkan kesejahteraan, mereka bahkan dihadapkan pada berbagai tindakan eksploitasi, minimnya upah, buruknya kondisi tempat kerja, kekerasan di dunia kerja, perlakuan buruk terhadap buruh hamil dan menyusui, dan sebagainya.

Kapitalisme Penyebabnya

Dalam sistem kapitalisme, segala sesuatu diukur dengan materi. Siapa pun dianggap sebagai sumber daya ekonomi yang mendatangkan manfaat secara materi, tak terkecuali perempuan. Para perempuan didorong dengan pembuatan berbagai kebijakan dan opini para pegiat feminis supaya bisa berdaya secara ekonomi. Salah satunya melalui program pemberdayaan perempuan, yang menjadikan laki-laki dan perempuan setara dalam bekerja di ranah publik. 

Di sisi lain, masih banyak pandangan negatif di masyarakat terkait perempuan yang tidak bekerja. Sebagian masyarakat menilai perempuan yang aktif bekerja lebih banyak memberikan dedikasinya pada keluarga, ketimbang perempuan yang tidak bekerja. Penilaian ini sejatinya tidak terlepas dari pengaruh pandangan hidup sistem sekuler, yaitu meraih sebanyak-banyaknya materi untuk kesejahteraan hidup.

Ditambah dengan adanya sistem kontrak kerja, akibat legalisasi UU Omnibuslaw terkait buruh, menciptakan masalah baru dalam ketenagakerjaan. Melalui sistem kontrak kerja, seorang pekerja tidak mendapat jaminan kepastian masa kerja, sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh ‘Bos nakal’ untuk mendapatkan manfaat lain dari para buruh perempuan, untuk kepentingan pribadi di luar pekerjaannya, sebagai salah satu syarat untuk meneruskan kontrak kerja para buruh perempuan tersebut. 

Solusi Islam

Kasus staycation dalam makna ajakan berzina, tentu haram dalam Islam dan tidak akan terjadi dalam peradaban Islam. Memang di dalam Islam perempuan boleh bekerja, tetapi perempuan harus dijaga kehormatan dan kemuliaannya. Perempuan tidak boleh bekerja dalam bidang yang menodai kehormatan dan kemuliaannya, bekerja harus sesuai hukum syara.

Sistem Islam akan menjamin kesejahteraan perempuan dengan penerapan syariat kaffah sehingga perempuan tidak terpaksa bekerja demi memenuhi kebutuhan perut. Bagi perempuan yang bekerja, hal ini dibolehkan untuk membaktikan ilmunya agar bermanfaat bagi umat, apalagi ada profesi yang memang selayaknya dilakukan perempuan, seperti bidan, perawat untuk pasien perempuan, guru bagi siswi, pengurus asrama putri, dan sebagainya.

Islam menjadikan laki-laki berkewajiban mencari nafkah, sedangkan perempuan berkewajiban menjadi istri yang ta’at pada suami dan ibu yang mencetak generasi berkepribadian Islam yang unggul, dalam menjalankan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Islam memiliki mekanisme langsung dan tidak langsung untuk menanggung nafkah perempuan dan anak-anaknya dalam kondisi tertentu. 

Pengaturan ini didasarkan pada aturan Allah Swt. yang sudah menetapkan bahwa tugas masing-masing sesuai dengan peran dan fungsi berdasarkan jenis kelaminnya, bukan merendahkan perempuan atau menjadikannya sebagai warga kelas dua, tetapi justru karena memuliakan kedudukannya. 

Peran mulia lainnya adalah keterlibatan perempuan dalam urusan kemaslahatan umat, yaitu berdakwah, melakukan amar makruf nahi mungkar, membina umat dengan tsaqafah Islam, menyebarluaskan kemuliaan Islam untuk mewujudkan peradaban Islam. Kemuliaan, kehormatan dan keamanan perempuan hanya akan terwujud sempurna ketika aturan Islam diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.

Oleh: Evi
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :