Tinta Media - Menanggapi konflik Papua yang sudah cukup lama, serta Papua yang saat ini kembali memanas dan bergejolak hingga semakin banyak korban berjatuhan, Ulama Aswaja Bogor Raya menyampaikan seruannya.
"Sebagai bentuk perhatian ulama terhadap konflik dan krisis multidimensi ini, Ulama Aswaja Bogor Raya menyampaikan seruannya, antara lain," tutur ulama dalam Multaqo Ulama Bogor Raya 1444H: Cegah Campur Tangan Asing dari Bumi Papua, Rabu (24/5/2023) di kanal YouTube Multaqo Ulama Aswaja TV.
Pertama, jangan serahkan urusan Papua kepada asing karena hanya akan menggiring kepada disintegrasi bangsa, gerakan papua merdeka adalah upaya barat dalam upaya penjajahan terhadap bangsa lain. "Cukup sudah Papua menjadi korban, pengerukan sumber daya alam yang telah terjadi berpuluh puluh tahun lamanya," ujarnya.
Kedua, saatnya Papua dan Indonesia dikelola dengan Islam dibawah naungan khilafah, bukan dengan demokrasi dan konsep negara bangsa yang hanya menguntungkan kepentingan para oligarki yaitu, penjajah, penguasa, dan para pemilik modal yang hanya akan menjajah mengeruk sumber daya kekayaan alam Papua.
Ketiga, wajib hukumnya untuk seluruh kaum muslimin agar terus berjuang menerapkan syariat islam secara Kaffah, menyeluruh baik secara pribadi, bermasyarakat maupun bernegara.
Keempat, Khilafah adalah ajaran Islam, warisan Rasulullah Saw, warisan ahli Sunnah waljamaah, para ulama mu'tabar telah sepakat di dalamnya.
Kelima, menyeru kaum muslimin terutama seluruh ulama untuk terus menerus berjuang dan berdakwah dijalan Allah ta'ala, menyeru kepada kebaikan, mengajak kepada tegaknya syariat Islam secara menyeluruh dibawah naungan Daulah khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwah.
Selanjutnya ulama aswaja bogor raya menyebutkan, situasi yang terjadi di Papua saat ini diperkeruh dengan propaganda pihak asing. "Ini semua tentu membutuhkan penjelasan dan solusi baik secara faktual dan juga syar'i," jelasnya.
Masyarakat khususnya umat Islam membutuhkan dakwah, dakwah yang antara lain menyeru kepada perubahan yang lebih baik, dakwah yang ini membangun optimisme kolektif membangun masa depan yang semakin cerah. "Dakwah harus ditunjukkan sebagai bukti cinta terhadap segala elemen bangsa, negeri tercinta serta sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keutuhan negeri islam yang terbesar ini," ungkapnya.
Dakwah juga tidak lepas dari ihtimam di dalam menjaga segala urusan umat di negeri ini. "Untuk itu saatnya peran ulama untuk kembali menjelaskan kepada umat, saatnya Islam kembali mengatur kehidupan baik di dalam berbangsa dan bernegara, bahkan Islam akan menjadi pemimpin dunia atas negara terkuat jaminan Allah SWT dengan institusi yang bernama Daulah Khilafah ala minhajin nubuwah," tegasnya.
Menurutnya, saat ini ancaman nyata disintegrasi Papua tidak mendapatkan respon serius dari pemerintah apalagi menjelang kedatangan presiden Amerika ke Papua Nugini yang seperti biasanya mengemban kepentingan politiknya. "Dan juga korupsi serta krisis multidimensional yang sudah cukup lama mendera negeri tercinta ini," pungkasnya.[] Pakas Abu Raghib