Penistaan Agama Menjamur di Sistem Sekuler - Tinta Media

Rabu, 17 Mei 2023

Penistaan Agama Menjamur di Sistem Sekuler

Tinta Media - Tidak sedikit kasus yang muncul ke permukaan mengenai orang-orang yang mengaku nabi. Kasus nabi palsu ini kerap terjadi pada masyarakat nonmuslim maupun masyarakat muslim itu sendiri. Seperti halnya kabar yang membuat geger akhir-akhir ini, telah terjadi penembakan di kantor MUI Lampung. Diketahui bahwa pelaku penembakan tersebut ternyata pernah mendeklarasikan dirinya sebagai wakil nabi, dengan mengumpulkan penduduk desa pada tahun 1997 silam. (wartaekonomi.co.id) 

Tidak hanya kantor MUI, pelaku yang mengklaim dirinya sebagai wakil Nabi Muhammad kepada warga Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pasawaran, Lampung ini juga pernah terlibat dalam kasus pemecahan kaca gedung DPRD pada tahun 2016 silam. (Republika.co.id) 

Jelas, tindak kriminal yang dilakukannya membuat masyarakat, khususnya wilayah Lampung merasa resah, ditambah pendeklarasiannya kepada masyarakat daerah Lampung sebagai wakil Nabi Muhammad membuat banyak orang merasa geram. Hal demikian sudah pasti menjadi cikal bakal kesesatan. 

Adanya pengakuan tersebut, menjadikan Islam sebagai sasaran penistaan agama. Bukan hanya di dalam negeri, bahkan kasus seperti ini pun kerap dijumpai di berbagai negara.

Sudah menjadi hal yang wajar di tengah sistem sekuler, adanya upaya menghilangkan sifat sakral pada suatu agama, sehingga dengan mudah dinistakan dan dijadikan bahan celaan. Kasus penistaan agama seolah menjadi hal yang dianggap wajar oleh kebanyakan kalangan. 

Tidak adanya sanksi yang serius bagi para penista agama menjadikan hal semacam ini kian menjamur di tengah masyarakat. Dampak dari rendahnya taraf berpikir umat menjadikan mereka tidak mampu menimbang benar atau salah dalam sebuah tindakan.

Penistaan agama akan berpengaruh buruk terhadap pemahaman masyarakat, akibat dari lemahnya pemikiran saat ini ditambah dengan gempuran paham-paham yang kian menjauhkan orang-orang muslim dari agamanya sendiri. Karena itu, kaum muslimin akan mudah tersesat dari kebenaran. 

Paham sekularisme merusak umat Islam hingga ke akarnya, yaitu akidah. Ketika akidah umat rusak, maka rusak pula dasar keimanannya. Akibatnya,  umat akan jauh dari kemurniannya dan melupakan identitas sebagai seorang muslim.

Akidah adalah dasar yang menjamin ketakwaan individu. Di tengah sistem sekularisme yang mengusung pemisahan agama dari kehidupan dan menjadikan agama hanya sebagai urusan privat, ketakwaan individu tidak terealisasi akibat rusaknya pangkal akidah. Di tambah lagi, tidak adanya masyarakat yang mampu memberikan kontribusi berupa amar ma'ruf dan lebih memilih untuk acuh terhadap urusan saudaranya.

Ditinjau dari aspek kenegaraan, sudah pasti hal semacam ini tidak mungkin lepas dari tanggung jawab negara. Bagaimanapun juga, negara berkewajiban untuk mencegah adanya penghinaan agama dalam bentuk apa pun. Kontrol negara adalah kekuatan utama untuk menjadikan agama sebagai hal yang harus dibela, dijaga kesucian serta kesakralannya. Oleh karenanya dibutuhkan suatu kawalan yang menjaga umat dari pemikiran-pemikiran yang mampu menjerumuskan pada penyelewengan hingga kesesatan. 

Paham sekuler yang telah bercokol di benak umat saat ini harus digantikan dengan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman menyeluruh tentang kesempurnaan Islam agar umat mampu menjadikan syariat Islam sebagai landasan dalam mengambil tindakan. 

Untuk itu, diperlukan orang-orang yang mampu menyadarkan masyarakat tentang kebatilan yang ada pada sistem saat ini. Masyarakat harus sadar akan adanya kesempurnaan Islam yang mulia. Masyarakat harus mampu menjaga peradaban Islam dari musuh-musuh Islam itu sendiri. Hal ini bisa diwujudkan dengan pengkajian secara mendalam dan intensif, meningkatkan taraf berpikir dengan mengkaji Islam kaffah dan menyerukannya ke tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, dakwah Islam akan mudah tersebar dan lebih mudah terealisasikan. 

Bangkitnya pemikiran masyarakat akan berdampak pada kebangkitan peradaban Islam. Menjadikan Islam sebagai landasan dalam kehidupan dan dan menjadi ideologi negara, sehingga cita-cita tegaknya daulah Islamiyah yang penuh keberkahan dan jauh dari kebatilan.

Oleh: Olga Febrina
Pelajar dan Aktivis Dakwah Remaja
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :