Tinta Media - Angka pengangguran yang cukup besar di negeri ini dinilai oleh Narator Muslimah Media Center (MMC) menunjukkan bahwa negara gagal mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
"Tingginya pengangguran tentu berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat, karena itu kondisi ini juga menunjukkan bahwa negara gagal mewujudkan kesejahteraan rakyatnya," ungkapnya dalam Serba-serbi MMC: Kesenjangan Pencari Kerja dan Lowongan Kerja, Kapitalisme Suburkan Pengangguran, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Senin (22/5/2023).
Bahkan menurutnya, pengangguran di negeri ini semakin menjadi-jadi dengan kebijakan yang mempermudah TKA masuk dan ikut bersaing di negeri ini. sebagai implementasi dari sistem ekonomi neoliberal yang diterapkan di negeri ini.
Sebagaimana dipahami bahwa bekerja adalah kunci utama bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya berupa pangan, sandang dan papan.
"Sementara itu dalam sistem kapitalisme biaya layanan kesehatan dan pendidikan harus ditanggung sendiri oleh masyarakat. Oleh karena itu pendapatan dari bekerja juga digunakan untuk menanggung kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut," jelasnya.
Maka bisa dibayangkan seandainya seorang pencari nafkah yakni ayah dalam sebuah keluarga menjadi pengangguran, maka istri dan anak-anaknya akan hidup merana, bukan hanya hidup dalam kelaparan tetapi mereka juga akan hidup dalam kebodohan dan rentan terhadap penyakit, "Mirisnya kondisi ini terjadi di negeri yang dianugerahi Allah kekayaan alam yang melimpah ruah," ungkapnya sedih.
Disadari atau tidak penerapan sistem kapitalismelah yang menjadi sumber persoalan tingginya angka pengangguran di negeri ini. "Sistem kapitalisme merupakan sistem buatan manusia yang menghilangkan kewajiban negara sebagai mengatur urusan rakyat, rakyat dibiarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri tanpa ada jaminan dari negara," bebernya.
Ia menambahkan, sistem ini telah menjadikan negara hanya bertindak sebagai regulator yang menjadikan hampir seluruh aspek kehidupan dikuasai oleh para korporat atau pemilik modal.
"Sementara negara hanya menarik pajak dari mereka, kalaupun para pemilik modal tersebut membutuhkan pekerjaan, para pekerja tersebut hanya digaji dengan upah minimum dan seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, sebab pekerjaan yang disediakan hanya sebagai buruh atau pekerja kasar. Dengan demikian sistem kapitalisme telah nyata menyumbang persoalan pengangguran di negeri," sesalnya.
Islam
Ini berbeda dengan penerapan sistem pemerintahan Islam yakni Khilafah, dalam sistem pemerintahan Islam negara memiliki visi menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan primer warga negaranya. "Khilafah akan menjalankan mekanisme praktis dalam upaya pemerataan ekonomi dan kesejahteraan hingga menumpas pengangguran, yakni dengan penerapan sistem ekonomi Islam," jelasnya.
Ia menegaskan, sistem ekonomi Islam tegak di atas prinsip kepemilikan yang khas yang membagi antara kepemilikan negara, kepemilikan umum, dan kepemilikan individu, sumber daya alam yang melimpah dan tidak terbatas jumlahnya ditetapkan sebagai kepemilikan umum atau milik rakyat," Karena itu diharamkan untuk dikuasai oleh individu bahkan oleh negara sebagaimana yang terjadi pada sistem kapitalisme, sebab Allah SWT sebagai pemegang kedaulatan tertinggi alias sumber," tegasnya.
Di samping itu lapangan pekerjaan disediakan seluas-luasnya oleh negara, pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara otomatis akan membuka lapangan kerja di banyak lini, mulai dari tenaga ahli hingga tenaga terampil.
"Demikianlah solusi Islam dalam mencegah dan mengatasi pengangguran semoga umat makin sadar kebaikan sistem Islam yang hanya akan terwujud melalui tegaknya institusi Khilafah Islam," pungkasnya.[] Sri Wahyuni