Tinta Media - Pengamat Politik Dr. M. Riyan, M.Ag. mengatakan, Turki jangan sampai hanya berhenti atau bertahan pada kerangka sekulerisme dan juga persoalan pragmatisme tetapi juga bagaimana visi umat untuk memimpin dunia.
“Termasuk umat Islam yang ada di Turki saat ini agar kemudian tidak hanya sekedar persoalan pragmatisme politik tetapi juga bagaimana visi umat untuk memimpin dunia,” tegasnya dalam Rubrik Dialogika: Pemilu Turki; Kemenangan Islam dan Campur Tangan AS, Jumat (20/5/2023) di kanal Youtube Peradaban Islam ID.
Mungkin visi politik islam dianggap berbahaya untuk para elektoral, tetapi menurutnya, tidak boleh menerima realitas yang tidak sesuai dengan islam, maka disinilah pentingnya idealitas itu dibangun dengan proses dakwah sehingga nanti bukan hanya romantisme.
Dalam konteks sejarah Turki sendiri, kata Riyan, hanya meletakkan sejarah kebesaran Utsmani padahal itu hanyalah bagian sejarah masa lalu bukan visi perjuangan.
“Mereka jangan lupa. Berbeda itu, kalau ke belakang itu hanya sekedar menjadi romantisme, nanti tapi kalau kemudian ke depan dia akan politik. Saya kira itu yang menjadi satu hal yang musti dipahami terutama untuk generasi muda,” katanya.
Dia juga membeberkan hari ini karena diakui atau tidak hari ini juga generasi muda di Turki termasuk juga kemudian di Indonesia itu kadang-kadang tidak menyadari tentang konstelasi internasional.
“Sehingga menganggap politik itu hanya yang ada di depan mata saja bukan justru yang ada jauh di depan mereka dalam konteks sebagai bagian dari visi kehidupan mereka,” pungkasnya.[] Setiawan