Tinta Media - Awal adalah pembuka jalan segalanya, karena penyesalan datang di akhir dan terjadi ketika kita melakukan permulaan yang salah. Langkah awallah yang menjadikan kita berani maju untuk lebih baik dari sebelumnya. Jika hari ini belum bisa melangkah untuk permulaan, setidaknya kita sudah membungkam semua rasa ketakutan bersama pandangan. Jika hari ini akal berpikir yang sia-sia, semoga esok hari mampu berpikir banyak kebaikan yang memberi manfaat, baik bagi diri ataupun sesama.
Senyuman Ramadan yang Ditunggu orang Indonesia
Akar kata dari Ramadan ialah sesuatu yang dibakar/panas, yaitu untuk membakar dosa yang ada di tubuh manusia, lalu diberi kemuliaan dengan lailatul qadr. Lantas, sudahkah kita berhasil menyukseskan Ramadan lalu? Seberapa kuat kita kemarin menahan hawa nafsu demi menggapai jannah Allah?
Semua tahu, Ramadan lalu sangat berat. Akan tetapi, apa kita menyerah begitu saja dengan mudahnya dan berkata 'sulit banget'? Apa kita menyadari sedikit saja, dosa dan perbuatan yang sering dilakukan sebelum Ramadan, saat Ramadan, dan setelah Ramadan berakhir?
Ayolah, kawanku, hurry up !
Jangan kalah dengan hawa nafsu! Jangan sampai pasca Ramadan tahun ini mengalami defisit kebaikan! Jadikan Ramadan sebagai waktu eksponensial yang menjadi salah satu akselerator untuk mengurangi devisit keburukan. Kembali ke konsep ekonomi, harga dan motif adalah tujuan.
Jika sulit berubah, berkawanlah dengan orang alim agar bisa diajak untuk beralih dari keburukan menuju kebaikan. Jika egois, ingatlah umur dan kehidupan itu singkat. Jika malu dan introvert, maka challenge diri untuk keluar dari zona nyaman
Tidak ada kata capek dan menyerah sebelum kata menyerah dan capek itu lelah mengejar kita. Tidak ada kata sakit jika belum merasakan bagaimana dicabut salah satu nikmat dari banyaknya nikmat yang ada pada diri kita. Tidak ada kata sukses dan berhasil jika kawan kita masih termenung dan berjalan ke arah yang dia sendiri tidak mengetahui.
Salah satu amal kebaikan tersebut adalah dengan ringan dalam berbagi, baik ilmu ataupun juga harta. Keinginan apa pun bakal terwujud. Utang berapa pun insyaallah akan lunas.
Kaya adalah soal mentalitas, sehingga jika kamu ingin menjadi kaya, maka yang pertama harus dibetulkan adalah niat dan mindset, berawal dari niat ingin menjadi kaya. Ini karena niat dan mindset tersebut menjadikannya bagian dari mentalitas diri, sesuai apa-apa yang termaktub dalam Al-Qur'an
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.”
(QS. Saba’: 39).
Pasca Ramadan ini kita senantiasa memiliki mentalitas kaya, karena diri kita bisa paham, kapan dan momentum apa yang bisa membuat kita bisa berbagi segala yang kita miliki, lebih dari sebelum memasuki bulan Ramadan lalu.⁰
Oleh: Muhammad Nur Bintang Saputra
Mahasiswa aktif STEI SEBI