Tinta Media - Menanggapi pembelaan intelektual muda NU terhadap kesesatan Al Zaytun, Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky menegaskan bahwa tidak pantas bagi intelektual dan pemuda manapun membela sesuatu yang salah.
"Intelektual apapun dan pemuda manapun tidak tepat melakukan pembelaan sesuatu yang salah," ujarnya kepada Tinta Media, Sabtu (27/5/2023).
Dalam masalah itu, sambungnya, tampak lebih terasa sebagai pembelaan dari aktifis HAM daripada sebagai intelektual. "Kalau sebagai intelektual, saya rasa jauh dari argumen yang intelektual. Bahkan terasa irrasional alias anti intelek," sebutnya.
Ia juga merasa heran kenapa Al Zaytun mendapat pembelaan, tapi di sisi lain ormas lainnya seperti FPI dan HTI, begitu pula UAS, UAH, dan lainnya tidak mendapat hak pembelaan.
"Nah, itu yang saya katakan pembelaan terhadap Al Zaytun itu kehilangan argumen rasionalitas. Kalau menggunakan argumen intelektualitas, semestinya justru gagasan-gagasan baru yang disampaikan UAS, UAH dll, itu yang dibela karena sangat argumentatif dan intelektual," bebernya.
Justru menurutnya sangat aneh ketika mengklaim sebagai intelektual, tapi malah membela praktek menyimpang yang tidak memiliki basis argumen intelektual. "Hal itu menunjukan adanya indikasi kepentingan tertentu," pungkasnya.[] Wafi