Tinta Media - Pengamat Hubungan Internasional dari Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. menilai, bahwa upaya normalisasi Israel dengan negara-negara Arab termasuk Arab Saudi merupakan proyek untuk menjaga eksistensi penjajah Israel di Timur Tengah.
“Mereka itu (Israel dan AS) membuat proyek untuk mengupayakan negara-negara Arab agar melakukan normalisasi dengan Israel. Kepentingannya adalah untuk menjaga eksistensi penjajah Israel di Timur Tengah,” ujarnya dalam program Kabar Petang: Awas! Bahaya Normalisasi Israel, di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (25 April 2023).
Hasbi mengungkap, pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menginginkan normalisasi dengan Arab Saudi saat pertemuannya dengan Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham dari Partai Republik di Yerusalem pada Senin (17 April 2023) adalah bukan untuk kebaikan negeri Arab, juga bukan untuk Kaum Muslimin, apalagi untuk kemerdekaan Palestina.
"Karena kalau disebut normalisasi, yang harus dipenuhi adalah pengakuan bahwa penjajah Israel sebagai sebuah negara. Jadi semakin banyak negara yang menormalisasi dengan Israel termasuk negara Arab pada khususnya, maka legitimasi Israel sebagai sebuah negara itu akan semakin besar,” ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, ketika legitimasi sebagai sebuah negara sudah semakin kuat, maka penjajah Israel akan mudah melakukan manuver-manuver politik, ekonomi, budaya dan lain-lain, sehingga Israel seolah menjadi negara yang normal dan tidak akan dianggap lagi sebagai penjajah.
“Jadi normalisasi Arab Israel ini sebenarnya untuk mendapatkan legitimasi yang kuat dan untuk mempermudah mendapatkan kepentingan-kepentingan mereka di Timur Tengah khususnya termasuk juga untuk memudahkan Israel melakukan kerjasama internasional," jelasnya.
Ia menilai, jika Israel berhasil menormalisasi banyak negara-negara Arab dan negara-negara muslim lainnya maka dikhawatirkan adalah tingkat persepsi masyarakat terhadap Israel akan semakin baik. Dan itu akan mengerdilkan atau memperkecil perlawanan terhadap penjajahan Israel .
”Bahkan bisa jadi perlawanan terhadap penjajahan Israel kemudian akan dianggap sebagai aksi-aksi terorisme sebagaimana yang Israel selalu dengungkan sampai hari ini kepada kelompok-kelompok pejuang Islam di Palestina,” ujarnya.
Hasbi berujar, dikhawatirkan juga dampak dari meluasnya normalisasi nantinya suara-suara kritikan negara-negara muslim akan semakin senyap dan bahkan upaya-upaya kaum muslimin untuk membela Palestina di negara-negara Arab itu akan diberangus oleh pemimpin-pemimpin mereka yang telah melakukan normalisasi dengan Israel.
Ia pun memberitahukan, normalisasi negara-negara Arab dan Israel sebenarnya sudah berjalan, diantaranya dengan Mesir, Yordania, Maroko, termasuk Bahrain dan Uni Emirat Arab.
“Tetapi normalisasi yang katanya untuk kebaikan Palestina itu tidak ada artinya, tidak memiliki dampak yang baik atau tidak memiliki hubungan apapun dengan perdamaian di Palestina,” ujarnya memungkasi. [] Muhar