Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menilai bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan saat ini hanyalah objek bisnis.
"Pelayanan kesehatan yang diberikan saat ini hanyalah objek bisnis," ujarnya dalam program Serba-serbi: BPJS Dikeluhkan Banyak Pasien, Semerawut Layanan Kesehatan dalam Kapitalisme, Kamis (4/5/2023) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Menurutnya, layanan kesehatan harusnya diberikan sebagai jaminan sosial yang pelayanannya satu kesatuan, komprehensif yang saling terkait dan tidak terpisahkan.
"Pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah negara, namun fakta menunjukkan bahwa negara hanya bertindak sebagai regulator dan operator. Eksekutor pelayanan administrasi, penyediaan tenaga medis justru diserahkan kepada pihak swasta yang tentunya mengedepankan untung rugi dalam pelayanan," sesalnya.
Narator menilai pelayanan kesehatan adalah sektor yang membutuhkan biaya sangat besar, karena kebutuhan yang tinggi terhadap penguasaan teknologi canggih, peralatan mutakhir, tenaga ahli, dan terampil.
"Pembagian Pelayanan seperti ini tentu meniscayakan pelepasan tanggung jawab negara atas urusan kesehatan rakyat. Negara merasa sudah menjamin kesehatan masyarakat dengan regulasi saja tanpa memastikan hak rakyat atas kesehatan terpenuhi," ungkapnya.
Ia menambahkan, pembagian tersebut juga melegalkan praktik bisnis di bidang kesehatan. Layanan kesehatan yang seharusnya hak rakyat justru di komersialisasi, sehingga sekalipun rakyat telah membayar mereka tidak lantas mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas, sebab pelayanan akan diberikan sesuai dengan besaran uang yang dibayar.
"Seperti inilah dampak jaminan kesehatan yang diatur menggunakan sistem kapitalisme," jelasnya.
Khilafah
Sangat berbeda dengan jaminan kesehatan yang diatur oleh sistem warisan Rasulullah Saw yakni sistem Khilafah, selama 1300 tahun Khilafah berdiri negara ini terbukti mampu memberikan pelayanan kesehatan terbaik sepanjang masa. Hal ini pun diakui oleh orientalis barat Will Duren dalam bukunya The Story of Civilization, yang menyatakan, "Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya."
Narator mencontohkan, Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160 telah bertahan selama 3 abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis.
Perhatian Islam di bidang kesehatan tidak hanya terbatas di kota-kota besar bahkan di seluruh wilayah Islam hingga sampai ke pelosok, bahkan dalam penjara-penjara sekalipun.
"Negara Khilafah bertanggung jawab secara penuh terhadap pelayanan kesehatan mulai dari penyediaan rumah sakit, dokter hingga administrasi. Dan semua itu bukan hanya di kota besar melainkan hingga ke pelosok desa bahkan sel tahanan," bebernya.
Jaminan penuh dari negara terhadap semua pelayanan fasilitas kesehatan ini membuat masyarakat bisa menikmatinya secara gratis dengan kualitas terbaik," Tidak ada diskriminasi karena strata sosial warga miskin atau kaya, muda atau tua, muslim atau kafir dzimi, selama mereka warga negara khilafah, mereka akan mendapatkan hak jaminan kesehatan yang sama," jelasnya.
Pelayanan dalam Khilafah harus memenuhi tiga prinsip, yakni aturan yang sederhana tidak berbelit, cepat dalam pelayanan transaksi dan dikerjakan oleh orang yang mampu dan profesional. "Prinsip ini akan terus mendorong khilafah untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas," jelasnya.
Sumber daya manusia, kesehatan yang kompeten, dan amanah. semua jenis pelayanan kesehatan yang mudah diperoleh masyarakat dan selalu tersedia tidak ada hambatan geografis dalam pelayanan kesehatan.
"Demikianlah mekanisme pelayanan kesehatan dalam Khilafah, pelayanan kesehatan terbaik yang merupakan buah pelaksanaan Syariah oleh negara," pungkasnya.[] Sri Wahyuni