Tinta Media - Bulan Syawal bagi kaum muslimin adalah bulan silaturahmi, saling maaf-memaafkan setelah sebulan mengais pahala di bulan puasa, saling membersihkan hati, berbagi, dan mengunjungi keluarga dekat maupun jauh, tetangga, teman ataupun saudara sesama muslim dengan tujuan untuk mempererat tali silaturahmi/persaudaraan.
Namun, melihat keadaan sekarang ini, ukhuwah Islamiyyah mengalami keretakan. Kaum muslimin terpecah-belah, bahkan saling bermusuhan dikarenakan oleh perbedaan. Contohnya, perbedaan hari lebaran, sebagian kaum muslimin saling menyalahkan dan bermusuhan, bahkan ada pula yang berujung ancaman pembunuhan.
Seperti yang dilakukan salah satu staf BRIN. Awal pemicunya adalah senior BRIN yang berkomentar cenderung menyalahkan pihak yang berbeda pendapat dengan dirinya tentang penentuan hari raya Idul Fitri.
Padahal, kita mengetahui bahwa perbedaan tersebut bukan hanya terjadi pada tahun ini saja, tetapi dari tahun-tahun sebelumnya dan tidak pernah dipermasalahkan.
Sungguh sangat memprihatinkan melihat keadaan seperti ini. Padahal, negara kita mayoritas penduduknya adalah muslim. Sesama muslim, kita bersaudara. Karena itu, kita harus saling menghormati, menyayangi, mengasihi, menjaga dan melindungi, bukan saling menghina dan merendahkan, apalagi membuli dan mencaci maki.
Semua ini tentu tidak lepas dari perbedaan politik di negeri ini. Politik semakin terpecah-belah, sejak Pilpres tahun 2014, 2019 dan menjelang Pilpres 2024. Julukan dari buaya vs cicak hingga kadrun vs kecebong masih kerap digunakan oleh pendukung masing-masing, sementara julukan tersebut mengandung penghinaan dan nyinyiran. Alhasil, spirit Idul fitri yang syarat akan saling memaafkan, suasana kekeluargaan tak membekas sama sekali.
Wajib Memelihara Ukhuwah Islamiyah
Memelihara ukhuwah Islamiyah itu wajib hukumnya, jika melalaikannya adalah dosa.
Allah Swt. berfirman, yang artinya:
"Sungguh orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kamu kepada Allah agar mendapat rahmat." (Qs. al-Hujurat:10)
Ayat ini jelas menerangkan bahwa kaum muslimin itu bersaudara, karena bersaudara alaminya dalam kehidupannya diliputi oleh rasa cinta, perdamaian, dan persatuan. Jika terjadi perpecahan/masalah, itu adalah penyimpangan. Kondisi ini harus segera dikembalikan ke keadaan normal, yaitu dengan mencari solusi pada hukum Allah dan Rasul-Nya. (Al-Qur'an dan as-Sunnah).
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
"Sungguh mukmin yang satu dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lainnya." (HR.Bukhari).
Ini salah satu hadis yang menyebutkan ukhuwah islamiyah di antara sesama muslim, karena sesama muslim tidak akan pernah bisa terpisah dari muslim yang lainnya.
Berbeda dengan kehidupan kapitalis yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan), apa-apa dinilai dengan materi, hingga umat Islam terpecah-belah.
Kaum Muslimin Wajib Bersatu
Allah Swt. berfirman, yang artinya:
"Dan sungguh ini jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan yang lain yang akan mencerai-beraikan kamu dari Allah. Demikianlah Allah memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa". (QS. Al-An'am:153).
Ayat tersebut sudah sangat jelas menerangkan bahwa umat Islam harus benar-benar menjalankan syariat Islam dan janganlah mengikuti jalan yang bertolak belakang dengan Islam. Jika itu dilakukan, maka akan bercerai-berai dari jalan Allah, dan ini tidak disadari kaum muslim saat ini.
Karena itu marilah kita rekatkan kembali ukhuwah islamiyah dengan rasa persaudaraan, persatuan, dan saling cinta antar sesama muslim agar bisa meraih kekuatan di dunia dan di akhirat.
Walahu'alam bish-shawab.
Oleh: Risna SP
Sahabat Tinta Media