Konser Musik, Bisnis Menguntungkan Para Kapitalis - Tinta Media

Kamis, 25 Mei 2023

Konser Musik, Bisnis Menguntungkan Para Kapitalis

Tinta Media - Ini adalah kali kedua di tahun 2023 konser group musik luar negeri akan digelar di Indonesia. Setelah sukses dengan gelaran konser group musik asal Korea April lalu, Blackpink dengan menghadirkan sekitar 140.000 penonton, akan di gelar lagi konser group musik asal Inggris Coldplay pada Nopember mendatang. 
 
Konser yang akan digelar 15 November 2023 di Gelora Bung Karno (GBK) itu diketahui memiliki harga tiket mulai dari Rp800 ribu hingga Rp11 juta. Harga tersebut belum termasuk pajak 15 persen, biaya layanan 5 persen, dan biaya lainnya.(kompas.tv, Rabu, 17/05/2013) 

Dengan harga tiket yang terbilang 'mehong' ini, ternyata seluruh tiket konser Coldplay Jakarta resmi sold out. Hal itu diumumkan PK Entertainment selaku promotor pada Jumat (19/5) atau setelah public on-sale berlangsung sejak pagi. Kuota tiket penjualan umum resmi dinyatakan ludes sekitar pukul 13.15 WIB atau lebih dari tiga jam setelah dibuka pukul 10.00 WIB. (www.cnnindonesia.com, 19/05/2023).

Bahkan, tiket konser Coldplay di Jakarta kategori Ultimate seharga Rp11 juta sudah ludes dipesan dalam waktu 6 menit dalam penjualan presale.(www.cnnindonesia.com, Rabu, 17/05/2023) 

Wah, meskipun banyak yang mengeluh kebutuhan ekonomi semakin susah, banyak juga yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah cukup besar untuk bersenang-senang. 

Kapitalisasi Dunia Hiburan

Dalam dunia kapitalisme, apa pun akan dilakukan untuk meraup keuntungan. Apa yang di sukai orang banyak akan dipromosikan besar-besaran agar laku terjual. Yang tidak disukai saja kalau dikemas dan dipromosikan besar-besaran bisa laku juga, kok, apalagi sesuatu yang lagi digandrungi. Ditambah dengan model konsumen yang materialistik dan hedonis jualan para kapitalis pasti akan laku keras bak kacang goreng. 

Dunia hiburan saat ini memang banyak dilirik para kapitalis untuk mendatangkan cuan. Konser musik salah satunya, tanpa berpikir jauh adakah pengaruh positif dari helatan konser yang mereka adakan. Padahal, di luar sana masih banyak problem masyarakat negeri ini yang masih membutuhkan perhatian lebih. Kemiskinan, penggangguran, stunting, gizi buruk, dan masih banyak problem sosial yang belum teratasi. Apakah ini menunjukkan tingginya kesenjangan sosial dan matinya empati?? 

Ditambah lagi dengan pemerintah dan pihak pemberi izin yang terkesan lebih condong kepada kepentingan para kapitalis. Mungkin dengan dalih sama-sama menguntungkan, apa saja akan dan boleh dilakukan. 

Sebenernya ada beberapa penolakan terkait konser coldplay Nopember mendatang. Dikutip dari beberapa sumber, seperti penolakan datang dari PA 212. Wasekjen PA 212 Novel Bakumin menolak kedatangan Coldplay karena grup musik tersebut adalah pendukung LGBT. 

Hal yang sama dilakukan oleh MUI. Wakil Ketua MUI Anwar Abbas menjelaskan kalau alasan MUI tolak konser Coldplay lantaran band asal Inggris itu ikut mendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). (metro.suara.com, 19/05/2023). 

Namun, terakhir terdapat laman menyampaikan tidak melarang. Hal ini disampaikan Ketua Bidang dakwah dan Ukhuwwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH M Cholil Nafis yang mengatakan bahwa pihaknya tidak melarang adanya perhelatan konser band Coldplay di Indonesia pada 15 November 2023 mendatang. Namun dia meminta agar sang vokalis, Chris Martin tak membawa simbol pelangi atau LGBT.(nasional.sindonews.com, 19/05/2023). 

Heem, apalah arti penolakan kalau untung lebih menggiurkan? 

Islam dan Hiburan

Dalam Islam, hiburan adalah suatu hal yang mubah. Pemerintah boleh menyediakan sarana hiburan yang bersifat umum yang diatur sesuai hukum Islam, dengan tidak melalaikan kewajibannya dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat asasi. Sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan jaminan keamaman harus tetap menjadi yang utama. 

Meskipun hiburan diperbolehkan, tetapi ada banyak hal yang harus diperhatikan, tidak boleh menjerumuskan kepada yang haram, tidak melalaikan yang wajib, serta tidak merusak dan melemahkan pemahaman Islam. Negara akan benar-benar memperhatikan segala hal agar tetap sesuai dengan hukum syara' dan tidak ada pelanggaran di sana.

Bagaimana dengan konser Coldplay dan konser musik pada umumnya? Jika sarat dengan pelanggaran hukum syara' dan bercampurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat, membuka aurat, lagu berisi tentang hal yang menjauhkan dari pemahaman Islam, sarat dengan miras dan obat-terlarang, tentu konser ini akan menjadi haram dan ada dosa bagi mereka yang datang. 

Setiap muslim harus memahami bahwa dunia adalah tempat singgah sementara, jangan sampai kita membuang waktu sia-sia hanya untuk hal yang mubah.

Kita juga harus memahami bahwa ada prioritas amal bagi seorang muslim. Hendaknya kita menjalankan yang wajib, menambah dengan yang sunnah, menghindari yang mubah, menjauhi yang makruh, dan meninggalkan yang haram. 

Kita harus memahami bahwa standar kebahagian bagi seorang muslim itu bukan materi, punya banyak uang dan bisa bersenang-senang, tetapi kebahagian tertinggi adalah rida Allah. Harta yang kita punya adalah titipan, akan ditanya untuk apa saja. Jadi, jangan ikutan latah hanya demi kata 'wah'. 

Selain itu, sebagai seorang muslim, kita harus mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi, gemar berinfak dan bersedekah, membantu mereka yang kesusahan dan menolong mereka yang membutuhkan. Di tengah banyaknya saudara kita yang masih diliputi kesusahan hidup, tidak patut kita bersenang-senang dan membelanjakan harta untuk hal yang sia-sia. WallahuAlam Bishawab.

Oleh: Ummu Fatimah, S. Pd.
Sahabat Tinta Media 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :