Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra, M.M. menyebutkan adanya dalil yang mengokohkan kewajiban menegakkan khilafah.
"Dalil yang semakin mengokohkan kewajiban menegakkan Khilafah adalah Ikmal Sahabat pasca Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk mengangkat seorang Khalifah," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (4/5/2023).
Menurutnya, dalil ini disepakati oleh seluruh ulama Aswaja, Imam Saifuddin al-Amidi (w.631 H) mengatakan, "Ahlus Sunnah wal Jamaah (Ahlul Haq) berpendapat: Dalil qath'i atas kewajiban mewujudkan seorang khalifah serta menaatinya secara syar'i adalah riwayat mutawatir tentang adanya ijmak kaum Muslim (Ijmak Sahabat) pada periode awal pasca Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam wafat atas ketidakbolehan masa dari kekosongan seorang Khalifah...".
Ia memaparkan esensi khilafah dalam Islam yakni pertama, untuk menerapkan syariat dan hukum Allah secara sempurna di berbagai bidang kehidupan manusia. Kedua, untuk dakwah rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru dunia. Ketiga, untuk mewujudkan persatuan umat seluruh dunia dalam satu kepemimpinan.
"Ketiga esensi di atas adalah kebaikan, bukan keburukan, apalagi ekstrimisme kekerasan, sama sekali bukan. Sebab syariah, dakwah dan persatuan umat adalah kebaikan yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala," paparnya.
Menurutnya, dengan tegaknya khilafah Islam yang menerapkan syariah Islam secara kaffah, menyatukan umat Islam di seluruh dunia dan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru bumi akan menjadikan Islam dan kaum muslimin kuat, tidak lagi lemah seperti buih. Selain itu musuh-musuh Islam juga akan takut dan tidak mungkin menzalimi dan menjajah lagi.
"Khilafah itu sistem pemerintahan yang tidak hanya berorientasi kepada duniawi, namun berorientasi juga untuk keselamatan di akhirat," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa dunia itu hanyalah lahan bercocok tanam untuk bekal kehidupan abadi di akhirat, karena itu seorang muslim yang hidup di dunia ini harus berorientasi kepada akhirat. Pandangan akhirat inilah yang akan mengikis penyakit al wahn, cinta dunia dan takut mati. Apapun yang dilakukan, semestinya dijadikan sebagai bekal akhirat. .
"Dalam berjuang, kita harus menggunakan pandangan akhirat, bukan pandangan dunia," terangnya.
Ia mengungkapkan beberapa manfaat dan prinsip tentang pandangan akhirat, diantaranya adalah kesadaran bahwa di dunia sangat singkat, menjadikan akhirat sebagai orientasi hidup dan kehidupan, kenikmatan di dunia tak sebanding dengan di akhirat, sadar bahwa pintu menuju akhirat adalah kematian, berani menjaga harga diri dan memperjuangkan Islam, memanfaatkan waktu di dunia untuk meraih ketaqwaan, tak akan mengalami penyesalan sebagaimana orang kafir.
"Dan cepat menyadari kesalahan dan cepat bertaubat serta selalu berdoa akan mati dalam keadaan Islam dan bersama orang-orang shalih (QS. Yusuf:101)," pungkasnya.[] Ajira