Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana merasa sangat prihatin melihat fenomena menyimpang L68T yang merambah usia remaja dan anak sekolah di Wonogiri, Jawa Tengah.
"Sangat prihatin, kabar terbaru komunitas L68T diketahui telah berkembang di Wonogiri. Mirisnya, fenomena menyimpang itu ditemukan juga berada di kelompok usia remaja dan anak sekolah," ujarnya dalam program Aspirasi: Gawat! L68T Menyasar Pelajar di kanal YouTube Justice Monitor, Kamis (25/5/2023).
Mengutip apa yang disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri Kurnia Listiyarini, Agung menuturkan, usia anggota komunitas L68T itu beragam, ada yang dewasa, pekerja dan juga anak-anak (usia sekolah).
"Mereka saling berkenalan lewat aplikasi kencan, hingga kopi darat alias bertemu langsung," tuturnya.
Ia juga mengemukakan, bahwa Dinsos Wonogiri menengarai, kelompok L68T sudah tersebar hampir merata di semua kecamatan di Kabupaten Wonogiri.
"Tentu kita prihatin sekali. Ini kan seperti gunung es dan ini baru di Wonogiri, belum kota-kota lain termasuk di kota-kota besar," ucapnya.
Ia menegaskan, pemerintah jangan diam saja mengenai masalah ini. "Sebab, apabila dibiarkan akan merusak generasi muda," tegasnya.
Hasil Kapitalisme
Agung menjelaskan, L68T adalah buah dari liberalisme (paham kebebasan) yang dihasilkan oleh ideologi kapitalisme.
"Selama ideologi kapitalisme masih dipakai dalam sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mustahil problem L68T ini bisa selesai" jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan kaum L68T yang begitu masif, jelas tidak bisa lagi disebut sebagai problem sosial biasa, tetapi problem sistemik (akibat sistem kehidupan).
"Dikhawatirkan, ke depan L68T akan terus berkembang dan bahkan menjadi gaya hidup," pungkasnya. [] Muhar