FDMPB: HAM Itu Ajaran Barat, Bukan Ajaran Islam - Tinta Media

Selasa, 30 Mei 2023

FDMPB: HAM Itu Ajaran Barat, Bukan Ajaran Islam

Tinta Media - Beredarnya berita terkait pembelaan intelektual muda NU terhadap Al Zaitun, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Dr. Ahmad Sastra menyatakan bahwa HAM itu ajaran dari Barat, bukan ajaran Islam.

"Perlu diketahui, bahwa HAM itu ajaran dari Barat, bukan ajaran Islam," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (25/5/2023).

Menurutnya, suatu kewajaran praktik HAM yang ada di negeri ini justru membela kesesatan dan memusuhi jalan yang lurus atau benar, karena bukan berasal dari Islam. "Jadi wajarlah kalo praktek HAM di negeri ini cenderung membela kesesatan dan justru memusuhi yang telah berjalan lurus," ujarnya.

Secara esensi, katanya, HAM ini bertentangan Islam dan cenderung anti Islam, terlebih Islam politik. Padahal Islam adalah agama sempurna yang juga memiliki ajaran politik yang khas. Maka, sangat disayangkan jika ada seorang muslim malah percaya kepada ajaran HAM dari Barat ini.  

Terkait Al Zaitun, sesat atau tidaknya, ia menyerahkan urusan itu kepada lembaga yang punya otoritas tentang hal itu (MUI).

"Sebenarnya di negeri ini sudah ada lembaga otoritatif, yaitu MUI, yang bisa melakukan penelitian yang secara obyektif atas praktek beragama di negeri ini. Khususnya jika mengatasnamakan Islam namun mempraktikkan ajaran yang berasal dari bukan Islam," terangnya.

Selanjutnya ia menjelaskan keberadaan MUI karena diterapkannya sistem sekuler. Sehingga fatwa yang dikeluarkan oleh MUI pun tidak mengikat. "Mengapa ada MUI, sebab Indonesai adalah negara sekuler. Fatwanya pun tidak mengikat," tegasnya.

Dalam negara dengan sistem Islam, sambungnya, khalifahlah yang langsung bisa memberikan penilaian atas praktik beragama yang mungkin menyimpang. Namun demikian, setidaknya MUI punya peran besar dalam melakukan perbaikan, pelurusan dan pembinaan atas ajaran-ajaran Islam yang telah disimpangkan sebagaimana yang terjadi di Al Zaitun.

Pesan 

Dr. Ahmad Sastra juga menyampaikan beberapa pesan untuk umat Islam antara lain:

Pertama, ia mengatakan agar umat Islam tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang ada di Al Zaitun. "Umat Islam tidak boleh terpancing dengan isu-isu yang ada di Al Zaitun sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tidak diajarkan oleh agama Islam," jelasnya.

Kedua, ia mengatakan agar umat Islam menyerahkan berbagai persoalan termasuk Al Zaitun kepada MUI. "Umat Islam hendaknya menyerahkan masalah menyimpang atau tidak menyimpang pesantren Az Zaytun kepada otoritas, yakni MUI," tukasnya.

Ketiga, ia berharap agar umat Islam tetap menjaga akidah dengan benar dan terus mempelajari Islam. "Baiknya umat Islam tetap menjaga akidah dengan benar dengan terus mempelajari Islam secara kaffah," pintanya.

Keempat, ia mengatakan umat Islam harus terus berdakwah menyadarkan umat bahwa Islam agama yang paling sempurna. "Umat Islam harus terus menggencarkan dakwah di tengah-tengah umat dan pemerintah pada khususnya bahwa islam adalah agama sempurna dan tidak boleh ada penyimpangan sekecil apapun," tegasnya.

Kelima, ia mengatakan selama ideologi sekuler yang diterapkan maka akan senantiasa meniscayakan adanya penyimpangan. Umat islam hendaknya mulai sadar bahwa selama Indonesia menerapkan sistem ideologi demokrasi sekuler, maka segala macam penyimpangan justru akan mendapatkan perlindungan atas nama HAM. Sementara ajaran yang benar justru akan dipersoalkan dan bahkan mungkin akan dibubarkan karena tidak sejalan dengan misi sekulerisme," bebernya.

Terakhir, ia berharap agar umat Islam terus berjuang untuk tegaknya Islam kaffah agar penyimpangan bisa dihilangkan.
"Umat Islam harus terus memperjuangkan Islam kaffah, sehingga tidak akan terjadi lagi berbagai bentuk penyampangan, karena menjadikan Islam sebagai tolok ukurnya, bukan kebebasan ala HAM," pungkasnya.[] Nur Salamah
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :