Tinta Media - Menyikapi ludesnya tiket mahal konser Coldplay pada November mendatang, Budayawan sekaligus mantan musisi, Doni Riwayanto menyatakan bahwa konser musik adalah candu yang menghanyutkan.
"Konser musik itu candu yang bisa menghanyutkan," tuturnya kepada Tinta Media, Jumat (26/5/2023).
Menurutnya, ludesnya tiket dengan harga yang fantastis itu sangat berlebihan bagi masyarakat biasa, tapi berbeda dengan orang yang menggandrungi musik/ konser.
"Harga tiket yang fantastis itu mungkin sangat berlebihan menurut masyarakat awam, tapi berbeda halnya bagi mereka yang sangat menggandrungi musik atau group band favoritnya, hal itu adalah biasa," ujarnya.
"Karena, bagi mereka, musik bukan sekadar hiburan, tapi lebih dari itu. Mereka bisa hanyut di dalamnya, mereka begitu menikmati suasana tersebut. Bahkan bagi mereka seperti rakyat Jakarta yang berpenghasilan puluhan atau ratusan juta, demi sesuatu yang di gandrungi uang segitu tidak ada apa-apanya," bebernya.
Sebagai mantan musisi, ia mengatakan bahwa konser-konser musik seperti itu biasanya menyasar generasi muda yang jiwanya masih labil untuk mencari jati diri.
"Konser-konser semacam itu yang disasar adalah generasi muda yang sedang mencari jati diri, dan jiwanya masih labil," tukasnya.
Penggemar musik itu, kata Doni Riw, akan larut dalam kehidupan euforia seperti itu. Tidak akan pernah sadar kecuali dengan dua hal. "Yaitu mereka yang berfikir (pemikir) atau mereka dalam kondisi terpuruk. Karena biasanya ketika terpuruk mereka merasa lemah dan membutuhkan suatu pertolongan," katanya.
Doni Riw, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa musik itu adalah bunganya peradaban. "Musik itu bunganya peradaban. Jadi, setiap lirik itu sarat akan nilai atau pesan yang dibawanya," tandasnya.
Untuk Coldplay sendiri, imbuhnya, sebenarnya lirik-lirik lagunya tidak ada yang berbau LGBT. Tapi sebagian besar berisi tentang revolusi gereja, mengcounter agama atau kritik terhadap agama. Jadi, agama itu jangan ada dalam kehidupan.
Terakhir, ia menegaskan bahwa generasi muda tidak akan pernah berubah atau bangkit jika pola pikirnya tidak diubah.
"Untuk dapat mengubah suatu generasi agar bangkit, maka tidak ada cara lain kecuali seperti yang telah kita kaji bersama yaitu mengubah pemikirannya, sehingga pemahamannya juga berubah. Dengan demikian mereka akan sadar bahwa tujuan hidup ini adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT," pungkasnya.[] Nur Salamah